Ketahuilah bahwa manusia lahir dengan telanjang dan matipun hanya memakai pakaian seadanya. Itupun tergantung pada pada agama yang dipeluknya. Jika pejabat yang mendapat penugasan dari rakyat tapi justru memeras keringat rakyat, apa itu bukan kezoliman struktural dan pembiaran dari institusi penegak hukum, “tanya Lemhanas Pemuda 2009 itu.
Ketika pemimpin atau orang yang sedang berkuasa lupa dirinya sendiri, seolah- olah dia akan berkuasa selamanya lalu lupa turun, dan kembali menjadi rakyat biasa sebagaimana naturenya meski tetap punya privilege sebagai mantan pejabat negara atau pemerintah, “jelas Silaen.
Orang yang lupa diri ketika sedang berkuasa maka akan membuat dirinya hampa dan mengalami kekosongan hati nurani. Dan berusaha menutupi borok- borok yang dia lakukan selama menjabat atau berkuasa. Ini melebihi batas kapasitas yang seharusnya tak boleh dilakukan pejabat ketika diamanahkan sebagai pemimpin karena seluruh hidupnya dibiayai oleh negara dari pajak yang dipungut dari rakyat, “tutup Silaen.
Komentar