Perjalanan Menuju Pembentukan Tiga Kontestan Dalam Pilpres Kali Ini Tidaklah Sederhana

Korupsi BTS yang sekitar 8 triliun itu baru terungkap setriliun. Kemana atau kepada siapa yang tujuh triliun lagi mengalir? Belum jelas. Dimakan siapa? Kabarnnya ada petinggi dari parpol (atau yang terkait dengan petinggi parpol) yang menyikat itu semua.

Korupsi BTS ini sketsa betapa destruktif, dan licinnya para penghisap uang rakyat. Sementara ini Johny Plate dan segelintir boneka stromboli yang harus ditersangkakan. Aktor besar lainnya masih berada dalam perlindungan kekuasaan politik partai.

Kontestan ketiga (diduga) diorkestrasi oleh Jokowi. “Tepaksalah” ia memasangkan Gibran sebagai pendamping mantan rivalnya dua kali dalam konstasi pilpres, Prabowo Subianto. “Terpaksalah” karena Gibran adalah kompromi diantara ketua umum partai koalisi.

Setelah masuk dalam kabinet akhirnya Prabowo langsung mengalami sendiri bagaimana kepemimpinan Jokowi diselenggarakan pada instansinya yang pertama. Pengalaman langsung.

Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, Garuda, dan PSI akhirnya membentuk koalisi Indonesia Maju. Partai mana yang jadi kapal besarnya Jokowi, tidak jelas, atau mungkin memang tidak ada.

Perjalanan menuju pembentukan tiga kontestan dalam pilpres ini tidaklah sederhana. Masing-masing tentu boleh saja saling mengunggulkan kandidatnya sendiri. Tapi kita akhirnya melihat, mana dari ketiga konstelasi kontesan ini yang paling bisa dipercaya.

Ya, pada akhirnya berujung pada pertanyaan: konstelasi mana yang paling bisa kita beri kepercayaan? Sekali lagi, konstelasinya dengan pertimbangan king-maker-nya (Surya Paloh, Megawati dan Jokowi), di tengah tantangan geo-strategis ada.

Itu semua untuk menyongsong 2045, Indonesia emas. Mari berpikir dan mempertimbangkanya dengan tenang dan matang.

Komentar