Pertemuan Hambalang, Simbol Rekonsiliasi dan Persatuan?

Ditambah dengan kehadiran Wiranto (mantan Panglima ABRI yang dulu mencopot Prabowo sebagai Pangkostrad) memberi nuansa rekonsiliasi politik di lingkaran elit.

Ini suatu semiotika-politik yang bebas penafsiran. Fusi cakrawalanya berwarna-warni. Tergantung luasnya horison pemikiran dari siapa pun yang menginterpretasikan fenomena “pertemuan Hambalang” ini.

Sementara itu, sinkronisasi data yang dilakukan KPU per 11 Februari 2023 mencatat jumlah pemilih mula dan muda mencapai 117 juta pemilih atau setara dengan 57% dari total pemilih.

Katanya pemilih muda ini tidak suka diatur-atur walau suka akan keteraturan (harmonisasi) dalam banyak aspek kehidupan. Keselarasan dengan alam dan kebersihan (isu lingkungan), kesempatan kerja dan berkreasi (isu ekonomi).

Sampai ke soal jaminan kesehatan dan isu korupsi yang de-facto telah menggagalkan pemerataan akses informasi (korupsi BTS), dan konspirasi pembalakan anggaran oleh oknum parpol maupun pejabat, semua jadi perhatian anak muda. Partai politik mesti membenahi posturnya sendiri.

Ke 57% pemilih muda ini sangat menentukan dalam Pemilu 2024. Merekalah “bonus demografi” yang bakal menentukan masa depan Indonesia.

Kita butuh kerja sama, persatuan dan kekompakan, agar bonus demografi ini tak jadi prahara. Tantangan bukan cuma dari dalam negeri, tentakel kekuatan asing pun ikut cawe-cawe.

Komentar