Mengenai capaian investasi di tahun 2024, dipetakan sebagai berikut: porsi terbesar berada di luar Pulau Jawa dengan 52,2 persen atau 895,4 triliun rupiah, sementara investasi di Pulau Jawa sebesar 47,8 persen atau 818,8 triliun rupiah. Penanaman modal asing itu lebih tinggi sedikit, 52,5 persen atau 900,2 triliun rupiah, dan PMDN 47,5 persen atau 814 triliun rupiah.
Lima provinsi dengan realisasi investasi tertinggi sepanjang 2024 adalah Jawa Barat (14,7 persen), DKI Jakarta (14,1 persen), Jawa Timur (8,6 persen), Sulawesi Tengah (8,2 persen), dan Banten (6,2 persen). Sementara itu Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia adalah Singapura (20,1 miliar dolar), diikuti oleh Hong Kong (8,2 miliar dolar), China (8,1 miliar dolar), Malaysia (4,2 miliar dolar), dan Amerika Serikat (3,7 miliar dolar).
Kontribusi investasi dari sektor hilirisasi mencapai 407,8 triliun rupiah atau sekitar 23,8 persen dari total investasi nasional. Kontribusi tersebut tidak hanya di sektor mineral, tetapi juga sektor kehutanan sebesar 64 triliun rupiah, industri kelapa sawit dan kertas 67,1 triliun rupiah, minyak dan gas petrokimia 23,1 triliun rupiah, serta baterai kendaraan listrik 8,4 triliun rupiah.
Indonesia juga telah menetapkan target investasi untuk lima tahun ke depan. Berdasarkan data Bappenas, target investasi di tahun 2025 adalah 1905 triliun rupiah, kemudian tahun 2026 sebesar 2175 triliun rupiah, dan tahun 2027 sebesar 2567 triliun rupiah.
Laju pertumbuhan ekonomi kita di 2028 ditargetkan sebesar 7,7 persen dengan diharapkan investasi yang masuk 2969 triliun rupiah, dan di tahun 2029 menjadi 8 persen, dengan investasi yang diharapkan masuk 3414 triliun rupiah.
Target pencapaian investasi yang sudah dicanangkan pemerintah tersebut mesti dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tak bisa lagi buang-buang waktu, Jangan kita habiskan waktu dengan keributan residu pemilu yang sudah lalu. Waktunya bergandengan tangan membangun negeri.
Kita teringat ketika dulu masih bekerja di korporasi swasta, ada pengelolaan atau manajemen yang disebut Hoshin Kanri. Ini dipopulerkan oleh manajemen Toyota di Jepang sejak beberapa puluh tahun lalu dan telah terbukti membawa kegemilangan di kancah industri global sampai sekarang.
Hoshin kanri adalah metode manajemen untuk menerapkan kebijakan dan strategi jangka panjang. Dalam bahasa Jepang, hoshin berarti “arah” atau “jarum kompas”, sedangkan kanri berarti “kontrol” atau “manajemen”. Sedangkan tujuan Hoshin Kanri adalah untuk memastikan tujuan strategis organisasi tercapai.
Komentar