Retorika Kosong Ala Hasto Dkk Soal Parcok dan Operasi Bansos

Ada lagi yang menambahkan katanya Gibran mesti dianulir kewapresannya. Sebuah kondisi yang sangat tidak mungkin. Lagi pula persyaratan macam begitu sangatlah kelihatan sekali sifat kekanak-kanakannya.

Tapi itu cuma katanya, hanya kabar burung yang diyakini kebenarannya oleh sementara pihak.

Yang jelas PDI Perjuangan memutuskan sendiri untuk tidak bergabung dengan KIM Plus, walau di beberapa daerah tetap saja berkoalisi dengan parpol anggota KIM Plus sesuai dengan kondisi unik di tiap daerah. Jadi tidak di semua daerah PDI Perjuangan sendirian.

Sebetulnya lebih elegan kalau mereka berenam (Hasto dkk) itu mau belajar dari Irma Chaniago, sesama politisi yang terlihat lebih matang dalam bersikap. Terhadap pilkada Jakarta misalnya, ia mengakui strategi Pramono yang tampil dengan warna orange (warnanya Persija) ketimbang merah banteng sebagai pilihan yang cerdas.

Memang pilkada Jakarta masih menunggu keputusan KPU apakah bakal satu atau dua putaran nantinya. Tapi kata Irma, bagi yang menang nanti mesti didukung, dan bagi yang kalah mesti menerima kekalahannya dengan legawa. Tak usah mencari kambing hitam.

Introspeksi diri lebih bermanfaat ketimbang ngambek kayak anak kecil di depan kamera TV atau podcast.

Sebagai penutup, kita dengar kata-kata dari Joko Widodo tentang pilkada kali ini, “Alhamdulillah seluruh tahapan pilkada berjalan dengan baik. Saya mendengar pilkada berjalan aman, lancar, baik yang kita harapkan menunjukkan kematangan kita dalam berpolitik, dalam berdemokrasi. Saya kira sangat bagus sekali.”

Dan ingat, kepada calon kepala daerah yang unggul dalam perolehan suara sementara agar tetap rendah hati, “Jangan jumawa, yang kalah nanti lima tahun mendatang masih ada kesempatan untuk ikut lagi. Saya kira itulah kematangan dalam demokrasi.”

Menang atau kalah dalam kontestasi politik itu hal yang lumrah, biar bagaimana pun kita tetap bersaudara.

Bandung, Senin 2 Desember 2024
Andre Vincent Wenas, pemerhati masalah ekonomi dan politik. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

Komentar