Tokoh Putra Batak DR. Sabar Martin Sirait Pemrakarsa Perjuangan Pembentukan Protap Buka Bicara

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Dalam beberapa bulan terakhir, desakan kepada pemerintah pusat dalam hal in Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencabut moratorium Provinsi Tapanuli (Protap) kembali digaungkan.

Dari sekian banyak tokoh putra Batak yang dengan gigihnya memperjuangkan serta pemrakarsa terbentuknya Protap adalah DR. Sabar Martin Sirait.

Bagi DR. Sabar Martin Sirait yang namanya sudah dikenal sejak peristiwa Malari tahun 1974 dan bergabung mendirikan Partai Damai Sejahtera (PDS) juga pernah bekerja di Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat, pembentukan Protap adalah demi kemajuan serta kesejahteraan masyarakat Tapanuli pada khususnya.

Melalui pesan WhatsApp (WA) yang diterima Wartawan, Selasa (22/11/2022,  DR .Sabar Martin Sirait mengawali pembicaraan dengan perkataan Shalom dan salam sehat. “Covid-19 telah kita kalahkan. Saya sampai hari ini bersama Tuhan Yesus menang melawan Covid-19 dan segala turunannya. Ke depan, saya juga yakin bersama Roh Kudus akan menang melawan Covid-19,” demikian pengakuan iman tokoh putra Batak tersebut.

Disebutkan, sangat menarik mencoba memahami dan menganalisa berfikir dan berkomunikasi yang cukup ramai di beberapa Grup WA terkait Perjuangan Pembentukan Provinsi Tapanuli tentang hal hal yang bersifat Kronologis dan Logis, dalam upaya  agar Provinsi Tapanuli sedini mungkin dapat berdiri.

Menurutnya, apa yang terjadi di masa lalu, terkait perjuangan Protap sudah menjadi fakta nyata, bahwa sampai saat ini di era serba digital bahwa orang sangat bebas memberi tafsir dan menilai terhadap aneka fakta yang sudah  berlalu, khususnya terkait dokumen-dokumen  yang sesungguhnya sudah menjadi arsip di berbagai Institusi terkait.

“Sejak tahun 2.000 an pada era  millenium, saya merasa bersifat MERDEKA dan TIDAK karena disuruh siapapun, menuliskan dan mengerjakan hal-hal terkait PROTAP sehingga lengkap. Jujur, saya sama sekali tidak memiliki keberanian untuk berbohong kepada siapapun terutama kepada publik  tentang aneka proses yang telah terjadi, termasuk biaya materi pribadi yang habis. Dan sebagai manusia yang percaya kepada kuasa Tuhan, saya hanya berusaha serta berupaya  berprilaku sesopan dan  sesantun mungkin dalam mengutarakan aneka fakta terkait yang terdokumentasi atau yang tidak terdokumentasi,” katanya.

Sebagai orang suku Batak yang terdidik dalam budaya Adat Batak, masih menurut DR. Sabar Martin Sirait, dirinya sangat menghargai siapapun yang sangat pasif mendukung percepatan berdirinya Provinsi Tapanuli, apalagi yang proaktif.

“Oleh karena itu,  sejak tahun 2000 an, saya mengutak-atik mesin ketik hingga berubah ke komputer, berbagai tulisan tentang karya saya selalu tak lupa menulis ada 2 motto atau Slogan dalam perjuangan, yaitu :

Pertama, Anda sudah mendukung apabila tidak menghambat, bawalah dalam doa.

Kedua, Agar Provinsi Tapanuli segera berdiri, berjuta kawan kurang, satu lawan terlalu banyak.

Dijelaskannya, dua hal ini bagi dirinya adalah perilaku mutlak. “Saya sangat beruntung ketika saya tidak sakit hati dan benci kepada siapapun manusia ciptaan Tuhan, apalagi yang sudah mengenal Tuhan Jesus. Saya mohon maaf kepada siapa saja yang merasa terganggu, apalagi merasa rugi telah berpapasan dengan saya secara langsung atau tidak langsung, lantaran saya sangat rugi menyimpan sakit hati apalagi kebencian,” tandasnya.

Lebih jauh disampaikan, “Saya tidak  mau sakit Liver, Jantung, Paru-paru, Otak dan lainnya. Sebagai Pengikut Jesus Kristus, saya ingin selalu Sehat Jasmani, Jiwani dan Rohani, walaupun saya sangat banyak kekurangan termasuk sangat terbatasnya ilmu pengetahuan dibandingkan orang-orang  yang sudah berilmu pengetahuan hebat,” tutur pria yang cukup dikenal selalu merendah karena berbagai peran dan perjuangannya di negeri ini.

“Sebagai manusia, saya mengakui masih terus belajar dan belajar, berlatih dan berlatih agar saya, sabar, sabar dan sabar; sesuai nama saya Sabar Martin Sirait. Dalam hati jujur, jujur dan jujur serta bagaimana agar 24 jam sehari menjadi Garam dan Terang  lantaran sudah tua beginipun belum lulus, belum tamat,” ungkapnya.

Pegiat Lingkungan dan Pemerhati Pembangunan Tapanuli, DR. Sabar Martin Sirait, yang juga adalah Sekjen Yayasan Putera-Puteri Tapanuli itu menyebutkan, secara pribadi sangat berterima kasih kepada pimpinan Inti, dan semua aktivis Forum Percepatan Provinsi Tapanuli (FPPT) maupun para rekan wartawan, khususnya Ketua Umum dan Unsur Ketua serta Sekjen dan unsur kesekjenan.

 “Maka melalui kesempatan yang baik ini, dengan hati yang tulus, sekali lagi saya mohon maaf sekiranya ada expektasi yang tidak mampu saya penuhi, atau perilaku yang tidak tepat. Saya tetap yakin dan berupaya berpartisipasi tanpa diminta atau tidak, namun dalam pemikiran saya bagaimana agar PROVINSI TAPANULI SEDINI MUNGKIN BERDIRI, bukan untuk membangun KEKUASAAN BIROKRASI yang BERSIFAT KKN, apalagi suku Batak telah terdidik oleh Adat budaya sama tinggi dan sama- sama ada dalam waktu rendah, tercermin dalam “Dalihan Na Tolu”, tapi membangun Institusi Negara dan Pemerintahan yang sangat Produktif  melayani Rakyat yang Berdaulat dalam Lingkungan Hidup yang sangat bersih dan sangat lestari. 

“Jujur, saya juga pernah sekolah dan berpendidikan hingga jenjang doktor hanya untuk mengerti makna kehidupan mampu Merumuskan dan Merancang GOAL, OUTCOMES, OUTPUTS & INPUTS dengan INDIKATOR KUATITATIF DAN KUALITATIF bersama Tim Ahli yang sungguh-sungguh Terampil, Jujur, Jujur dan Jujur di bidangnya,” katanya.

“Selain itu, mengutamakan keyakinan dan ber-Iman dan selama hidup selalu akan berjuang, agar Provinsi Tapanuli kita harapkan menjadi garam dan terang untuk masyarakat Batak,  terutama terang untuk Indonesia.

Kita harapkan kelak di Provinsi Tapanuli nantinya, NO NARKOBA, NO PELACURAN, NO PERJUDIAN, NO PENCURIAN, NO PELANGGARAN HUKUM PIDANA-PERDATA, NO, PERCERAIAN DAN MOTTO BUDAYA “DALIHAN NA TOLU SECARA REALITA, SANGAT PRODUKTIF, SECARA SOSIO KULTURAL DAN SOSIO EKONOMI.

Diakhir bicaranya, DR. Sabar Martin Sirait mengingatkan, karena itu, sebagai  manusia ber adat yang berbeda dengan yang di hutan belantara, mari kita tunjukkan sebagai manusia punya etika moral. Bersama-sama  berjuang, karena dengan kebersamaan pasti kita maju dan jaya.

HIDUP PROVINSI TAPANULI ! tandasnya. (AMS)

Komentar