Universalisasi Pesan Agama

Oleh: Denny JA

JurnalPatroliNews – Jakarta – BBC membuat reportase pada tahun 2014. Aneka buku puisi Jalaluddin Rumi lebih laku di Amerika Serikat saat itu, bahkan dibandingkan dengan buku puisi penyair Amerika Serikat dan dunia Barat sekalipun.

Mengapa? Padahal saat itu sentimen publik Amerika Serikat terhadap Islam cukup negatif? Bukankah Jalaluddin Rumi, penyair yang wafat 800 tahun lalu, juga berasal dari kawasan Islam?

Jalaluddin Rumi, melalui puisinya, berhasil melakukan dua hal sekaligus. Ia mampu mengekspresikan kandungan terdalam dari agama, dalam hal ini Islam.

Lalu ia lakukan Universalisasi pesan. Akibatnya, inti sari agama Islam itu bisa dinikmati oleh mereka yang tidak memeluk atau bahkan tidak percaya pada agama Islam.

Tepatnya, penerjemah karya Rumi, Coleman Barks, berhasil melepaskan Rumi dari teologi Islam, membuat pesan Rumi lebih universal, melampaui sekat-sekat agama. Barks sengaja mengemas puisi Rumi untuk masyarakat multi-teologi.

Kasus Rumi menjadi contoh success story pesan agama yang diuniversalkan.

Universalisasi pesan agama tidak hanya terjadi dalam Islam tetapi juga di agama lain.

Sebagai contoh, universalisasi ajaran Buddha terjadi di University of Michigan dan Google.

Di University of Michigan, tahun 1979, terutama di Departemen Medis, ada seorang bernama Jon Kabat-Zinn. Ia berhasil mempopulerkan jenis meditasi yang dia pelajari dari Buddha.

Jon Kabat-Zinn belajar meditasi dari guru Buddha terkenal, Thich Nhat Hanh, dan lain sebagainya. Tapi teknik meditasi yang dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn sudah dilepaskan dari aroma teologi agama Buddha.

Jenis meditasi Buddha sudah disekulerkan, dan diberi nama Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR).

Teknik meditasi yang dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn sekarang meluas diajarkan di berbagai universitas. Bahkan meditasi itu sudah bersertifikat, dan bisa dinikmati oleh siapapun. Termasuk ia bisa dihayati oleh mereka yang tidak beragama Buddha, dan tak percaya teologi Buddha.

Kedua, di Google, sejak tahun 2007, dikembangkan sikap hidup yang disebut “Search Inside Yourself”. Ini program meditasi yang menjadi bagian dari program sumber daya manusia di Google.

Meditasi ini tidak hanya mengurangi stres karyawan. Ia juga menambah kreativitas dan harmoni, sehingga karyawan dapat tumbuh lebih segar. Program ini dikembangkan oleh Chade-Meng Tan.

Juga di Google, meditasi yang dipraktekkan di sana sudah pula mengalami universalisasi. Ia sudah dilepas dari aroma teologi Buddha.

Empat cara membuat pesan agama menjadi universal. Pertama: mengambil esensi dan ajaran agama itu tapi dilepaskan dari teologi identitas asalnya.

Contohnya, meditasi dapat dipraktikkan tanpa dikaitkan dengan teologi Buddha. Coleman Barks mengambil pesan spiritual penyair Rumi dengan melepaskan Rumi dari identitas iman atas Islam.

Komentar