Universalisasi Pesan Agama

Akibatnya, pesan spiritual satu agama dapat dinikmati oleh lebih banyak orang, dari latar aneka agama dan teologi.

Kedua: penyesuaian pesan agama itu dengan prinsip hak asasi manusia.

Agar selaras dengan peradaban modern, pesan agama harus disesuaikan dengan apa yang sudah menjadi kesepakatan dalam deklarasi hak asasi manusia.

Ini era yang mengapresiasi kebebasan individu untuk percaya atau tidak percaya agama. Juga kebebasan individu untuk menentukan gaya hidupnya sendiri.

Di era ini, pencerahan agama hanya dapat diterima secara luas jika ia dikemas seirama dengan hak asasi manusia, yang menjadi bangunan dasar pemikiran modern.

Ketiga: pesan agama itu diterangi oleh sains modern. Pesan agama juga perlu diperkuat dan dilengkapi dengan sentuhan sains modern.

Misalnya, Jon Kabat-Zinn dan Chade-Meng Tan menggunakan riset untuk memvalidasi efek meditasi pada psikologi manusia.

Riset-riset dari bidang neuroscience membantu menerangi dan memvalidasi. Misalnya, melalui neuro science betapa meditasi ikut melahirkan hormon kebahagiaan di saraf manusia.

Keempat: penyesuaian ajaran agama dengan spirit entrepreneurship, selama memungkinkan.

Universalisasi pesan agama juga perlu disesuaikan dengan prinsip zaman yang kuat entrepreneurship. Contohnya, program meditasi di University of Michigan dan Google tidak hanya meningkatkan kesehatan tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi.

Meditasi mengurangi biaya kesehatan yang berhubungan dengan stres, sehingga ia memberikan manfaat ekonomi baik untuk universitas maupun perusahaan.

Ini pula yang menjadi alasan kita membangun Forum Esoterika, Forum Spiritualitas. Semangat kita menjadikan agama yang ada sekarang ini sebagai warisan kultural milik kita bersama.

Setiap ajaran agama sebaiknya bisa dirasakan pula berkahnya oleh mereka yang tidak menganut agama tersebut. Agama kita jadikan warisan kultural milik kita bersama yang memperkaya batin kita.

Di Esoterika, kita sengaja merayakan hari-hari besar agama manapun yang hidup di Indonesia. Kita merayakannya sebagai social gathering lintas iman.

Tentu saja, perayaan ini terbatas pada dimensi sosial belaka, melalui pertemuan warga saja, tanpa masuk ke dalam ritus-ritus teologis khas agama tersebut.

Kita perlu mengakrabkan diri sebagai warga negara apapun agama yang kita anut.

Di Esoterika, kita telah merayakan hari besar berbagai agama seperti Islam, Kristen, Bahá’í, Ahmadiyya, Brahma Kumaris, dan lainnya. Saat ini kita merayakan Waisak dari agama Buddha.

Yang menjadi spirit perayaan Waisak hari ini: “biarkan semua makhluk bahagia.” Prinsip itu sejalan dengan universalisasi ajaran agama. Kebahagiaan dan berkah yang kita dapatkan dari Waisak, dari kedatangan Buddha, tidak hanya untuk mereka yang meyakini agama Buddha.

Membawa pesan agama dari masa silam ke masa kini, melintasi lebih dari 1000 tahun usia peradaban, memang perlu dilakukan dengan upaya ekstra. Yaitu melalui universalisasi ajaran agama.

Agama memang banyak. Tapi kita meyakini: Tuhan itu satu. Bumi itu satu. Manusia itu satu. Dan spiritualitas itu juga satu.

Komentar