JurnalPatroliNews – Jakarta – Indonesia bersiap menghadirkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Medis pertama dan terbesar di Asia yang berlokasi di Sanur, Bali. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi InJourney untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis layanan kesehatan. Â
Langkah ini bertujuan mengurangi jumlah masyarakat Indonesia yang mencari layanan medis di luar negeri. Saat ini, sekitar 2 hingga 3 juta warga bepergian ke luar negeri untuk berobat setiap tahunnya, menyebabkan hilangnya devisa sebesar Rp97 triliun.
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menjelaskan bahwa KEK Sanur akan menjadi pusat layanan kesehatan terpadu pertama di Indonesia. Kawasan ini akan dilengkapi dengan rumah sakit, klinik spesialis, pusat penelitian medis, hotel, hingga pusat konvensi.
“Kami ingin KEK Sanur menjadi destinasi utama wisata medis di Indonesia, sekaligus menarik pasien dari luar negeri untuk mendapatkan perawatan di sini,” ujar Maya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/3/2025).
Untuk memastikan layanan kesehatan berkualitas tinggi, InJourney telah menjalin kerja sama dengan institusi medis ternama dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Kehadiran para ahli dari luar negeri juga diharapkan dapat menjadi pusat keunggulan (center of excellence) dalam kawasan tersebut. Selain itu, kemitraan dengan Universitas Udayana bertujuan mempercepat transfer ilmu dari tenaga medis asing kepada dokter dalam negeri.
“Pemerintah telah mengizinkan praktik dokter asing di Indonesia. Namun, kami juga memastikan adanya alih teknologi serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan lokal,” tambah Maya.
Selain menjadi pusat layanan medis unggulan, KEK Sanur juga diproyeksikan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Dengan berbagai fasilitas canggih dan sistem layanan kesehatan yang terpadu, kawasan ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran devisa hingga Rp50 triliun per tahun serta menarik pasien internasional untuk menjalani pengobatan di Indonesia.
Peluncuran KEK Sanur dijadwalkan pada Juni 2025. Proyek ini menjadi salah satu inisiatif strategis dalam upaya transformasi industri pariwisata nasional yang lebih berorientasi pada sektor kesehatan. (askara)
Komentar