BMKG Ingatkan Indonesia Menghadapi Dampak La Nina

JurnalPatroliNews – Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa fenomena La Nina sudah terjadi di Indonesia.

Pada awal Januari 2024, fenomena ini telah berlangsung selama dua dasarian atau sekitar 20 hari. La Nina sendiri adalah peristiwa anomali iklim yang ditandai dengan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih rendah dibandingkan suhu normalnya.

Fenomena ini berimbas pada perubahan pola sirkulasi atmosfer yang dapat memengaruhi cuaca dan iklim global, termasuk di Indonesia. BMKG mencatat bahwa La Nina bisa terjadi secara berulang dalam beberapa tahun dan setiap kejadian bisa bertahan selama beberapa bulan hingga dua tahun.

Dampak La Nina di Indonesia

Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa La Nina akan mempengaruhi musim hujan di Indonesia. Berdasarkan analisis BMKG, musim hujan yang datang diprediksi akan lebih basah dari biasanya, dengan kategori normal hingga di atas normal.

“Musim hujan akan lebih intens, lebih basah, dibandingkan rata-rata musim hujan dalam 30 tahun terakhir,” ujarnya.

Saat ini, 28% wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan, yang meliputi sebagian besar Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Jambi, dan wilayah lainnya.

Secara keseluruhan, La Nina akan meningkatkan curah hujan di Indonesia, dengan variasi tergantung pada musim.

Pada periode Juni-Agustus, fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, sedangkan pada bulan-bulan lainnya, pengaruh La Nina lebih terasa di wilayah tengah hingga timur Indonesia.

BMKG juga menyebutkan bahwa peningkatan curah hujan selama La Nina bisa mencapai 20-40% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun netral. Beberapa wilayah bahkan bisa mengalami kenaikan curah hujan lebih dari 40%.

Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini untuk curah hujan tinggi selama Dasarian I November 2024, dengan status peringatan ‘Waspada’, ‘Siaga’, dan ‘Awas’ untuk beberapa daerah.

Beberapa kabupaten di Sumatera Utara, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan termasuk dalam kategori ‘Waspada’, sementara daerah lainnya berada dalam status ‘Siaga’ dan ‘Awas’ yang memerlukan kewaspadaan lebih.

Komentar