JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Target penurunan emisi ini sebesar 31,89 persen pada tahun 2030.
“Akselerasi inovasi renewable energy dan transisi energi penting karena energi adalah kontribusi utama gas rumah kaca di Indonesia. Kontribusinya mencapai 34 persen dari total energi gas rumah kaca,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dikutip redaksi, Sabtu (31/8).
Pemerintah telah meluncurkan sejumlah regulasi untuk mendukung transisi energi, termasuk Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Selain itu, pemerintah juga sedang mengkaji rencana pensiun dini beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan didanai melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP), dengan dukungan pendanaan sebesar 21,6 miliar Dolar AS yang diperoleh dari KTT G20 Indonesia 2022.
“Indonesia bersama Jepang menjadi inisiator pembentukan Asia Zero Emission Community (AZEC), di mana saya bersama pihak Jepang akan memimpin AZEC ini,” tambah Airlangga.
Di masa depan, Airlangga juga menyiapkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang ditargetkan untuk memenuhi 5 persen dari kebutuhan avtur nasional, dengan harapan Indonesia menjadi pemasok terbesar di ASEAN. Selain itu, pengembangan energi hidro juga direncanakan, dengan kapasitas total mendekati 10 gigawatt.
“Tentu membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk PII sebagai sumber daya manusia. Kita butuh lebih banyak lagi sains, teknologi, engineering, dan matematik, terutama untuk digitalisasi dan the future industry termasuk dalam transisi energi,” imbuh Airlangga.
Komentar