Sehingga, kata Budi Mulyawan, peran Rano Karno memudahkan mesin politik partai untuk meraup elektoral dalam menghadapi Ridwan Kamil-Suswono maupun Anies jika memang maju diusung partai lain.
“Kader-kader PDIP di berbagai tingkat memiliki komitmen yang kuat terhadap partai, dan seringkali mampu menjalankan program-program partai dengan efektif, termasuk dalam menghadapi Pemilu atau Pilkada,” kata Budi Mulyawan, meyakinkan peran militansi kader untuk dapat memenangkan Pramono-Rano Karno di kontetasi Pilgub mendatang.
Dengan tidak bergabungnya Anies di PDIP, menurut Budi Mulyawan, sekaligus memberi keuntungan strategi bagi PDIP dalam jangka panjang. Sebab, PDIP
memiliki kekuatan ideologis, basis massa yang solid, dan berkemampuan menghindari konflik internal serta membangun aliansi yang lebih menguntungkan.
“Sehingga, PDIP bisa tetap kokoh sebagai salah satu kekuatan politik utama di Indonesia,” tandas Budi Mulyawan.
Pelajaran politik yang dapat dipetik, kata Budi Mulyawan, Menurutnya, jika Anies jadi bergabung tanpa komitmen yang jelas mengikuti nilai-nilai dan proses pengkaderan di PDIP, sangat mungkin efeknya berpotensi memicu ketegangan di dalam partai. Sebaliknya, keuntungan lain batal berkolaborasi, menghindarkan partai dari potensi konflik internal. Anies, dengan gaya kepemimpinannya yang mandiri dan inovatif, mungkin memiliki visi yang berbeda dari para tokoh senior di PDIP.
“Dengan tetap berada di luar PDIP, Anies tidak akan jadi sumber potensi friksi di dalam partai. PDIP dapat terus berfokus pada program-program dan strategi politik tanpa harus menyesuaikan dengan dinamika baru yang mungkin ditimbulkan oleh kehadiran Anies,” pungkas Budi Mulyawan.
Komentar