JurnalPatroliNews – Jakarta – Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang terjadi pada Senin, 7 April 2025, diyakini menjadi isyarat kuat bahwa Prabowo mulai berusaha membangun arah kepemimpinannya sendiri, tanpa terlalu terikat bayang-bayang Presiden Joko Widodo.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, dalam keterangannya kepada RMOL, Sabtu, 12 April 2025. Menurut Dedi, langkah Prabowo ini bukan tanpa alasan.
“Pertemuan itu bisa dilihat sebagai langkah strategis untuk mengambil jarak dari dominasi politik Jokowi,” ungkap Dedi.
Ia menyoroti bahwa sejumlah pejabat dalam Kabinet Merah Putih, termasuk tokoh-tokoh berpengaruh, masih kerap menjalin komunikasi dengan Jokowi. Hal ini, menurutnya, bisa menimbulkan dilema bagi kepemimpinan Prabowo.
“Kalau situasi ini terus dibiarkan, bisa menggerus wibawa dan kemandirian Prabowo sebagai presiden. Maka, dengan bertemu Megawati, ia tampaknya ingin menunjukkan komitmen membangun keseimbangan kekuatan politik,” tambahnya.
Dedi yang merupakan alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menekankan pentingnya langkah Prabowo ini bagi iklim politik nasional.
“Pertemuan dengan Megawati perlu diapresiasi karena membawa efek positif—menyejukkan tensi politik dan menjaga stabilitas pemerintahan. Ini penting agar tidak ada faksi tunggal yang terlalu kuat di sekitar presiden,” pungkasnya.
Komentar