JurnalPatroliNews – Jakarta – Isu seputar keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), diprediksi tak akan mereda dalam waktu dekat. Menurut pengamat politik Rocky Gerung, dinamika ini akan terus berlanjut karena masih adanya ambisi politik dari Jokowi untuk mendorong Gibran Rakabuming Raka, sang putra sulung, tampil sebagai pemimpin nasional pada Pemilu 2029.
Pandangan tersebut ia sampaikan lewat kanal YouTube pribadinya, dikutip pada Kamis, 29 Mei 2025.
“Keramaian ini tak akan berhenti karena Jokowi belum berhenti bermimpi. Ia masih berharap Gibran bisa menempati posisi puncak di 2029,” ucap Rocky.
Rocky menambahkan bahwa selama ambisi tersebut masih mengemuka, isu terkait dokumen akademik Jokowi akan terus dijadikan alat untuk menguji integritas dan motivasi politik di baliknya.
“Selama dorongan itu ada, kecurigaan publik terhadap kepentingan di balik polemik ijazah juga akan terus hidup,” tegasnya.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto, menurut Rocky, tengah mengarahkan fokusnya pada agenda pembangunan nasional yang lebih konkret. Ia menyebut Prabowo berupaya mendorong peran koperasi, memberantas korupsi, serta menghidupkan kembali semangat sosialisme yang sempat disampaikannya dalam peringatan Hari Buruh.
Lebih lanjut, Prabowo juga disebut sedang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya nasional sebagai fondasi bagi investasi strategis dan stabilitas keamanan kawasan.
Rocky menilai bahwa Prabowo kini tengah membangun jalan menuju kemandirian bangsa, sementara Jokowi justru dianggap masih sibuk mengatur strategi politik pribadi.
“Prabowo sedang mengangkat tema besar: berdikari dan membangun kekuatan dari dalam. Tapi di waktu yang sama, Jokowi masih bermain di ranah intrik untuk membuka jalan politik bagi Gibran,” kata Rocky.
Di akhir analisanya, Rocky menyebut Prabowo kini tengah meminta kepercayaan rakyat demi memimpin Indonesia, bahkan secara lebih luas di tingkat Asia. Namun, Jokowi dinilai belum melepaskan ambisinya, dan terus berupaya memastikan Gibran masuk dalam peta pertarungan politik nasional di 2029.
“Yang satu mencari mandat publik, yang lain mencoba mengatur jalur politik keluarga,” pungkasnya.
Komentar