Titiek Soeharto Dinilai Layak Jadi ‘Ibu Negara’, Begini Kata Adi Pranata Surya Ketum Propas!

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Adi Pranata Surya, Ketua Umum (Ketum) Pro Prabowo Subianto (Propas), menganggap, Titiek Soeharto, layak menjadi ‘Ibu Negara’ mendampingi Prabowo Subianto, saat dilantik menjadi Presiden RI ke-VIII, Oktober mendatang.

“Titiek Soeharto, layak menjadi Ibu Negara mendampingi Prabowo Subianto, yang kini menunggu pelantikan sebagai Presiden RI ke-VIII, masa bakti periode 2024-2029,” ujar Ketum Propas itu yakin.

Mantan Ketua DPD Partai Berkarya (kubu Tommy Soeharto) itu menilai, hampir 26 tahun lamanya, Titiek Soeharto tidak tampil dan mengudara. Kini, akhirnya akan kembali menginjakan kaki ke Istana Negara Republik Indonesia.

Ia juga mengaku sangat bergembira, jika nantinya hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MA), tetap memenangkan Prabowo-Gibran, sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029.

“Saya sangat senang sekali atas terpilihnya Prabowo-Gibran menjadi Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029,” ucapnya gembira.

“Ibu Titiek Soeharto, anak Idiologi almarhum Presiden ke-II itu, nampaknya bisa mengembalikan masa-masa kejayaan Presiden Soeharto sebagai Bapak Pembangunan, agar rakyat Indonesia tidak ada lagi yg kelaparan,” tambahnya.

Seperti diketahui, Soeharto pernah berjaya mensejahterakan Bangsa Indonesia, melalui swasembada pangan pada era tahun 1984.

Pada masa kepemimpinan ‘The Smalling Jenderal’ tersebut, Indonesia mampu menjadi Negara pengekspor pangan, setelah sebelumnya mengandalkan impor.

“Atas keberhasilan Indonesia menjadi Negara swasembada pangan, dan pada tahun 1985 Presiden Soeharto diundang Direktur Jendral Food an Agriculture organizatiom ( FAO ) Edwar Sacuma, untuk hadir dalam Forum Dunia pada tanggal 14 November 1985 di Roma, Italia,” jelas Adi.

Lebih jauh, lanjut Adi, pada agenda yang sama di Roma, Italia, Presiden Soeharto atas nama Rakyat Indonesia, menyerahkan bantuan berupa 100.000 ton padi, kepada korban kelaparan di sejumlah negara Afrika.

“Bantuan tersebut merupakan sumbangan dari kaum Petani Indonesia, sekaligus menegaskan, bahwa Negara-negara yang sedang membangun, dapat meningkatkan kemampuan sendiri,” pungkasnya.

Komentar