Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, sebanyak 26,35 persen rakyat Indonesia belum memperoleh akses air bersih, hal ini yang mendasari Program TNI AD Manunggal Air yang telah membangun lebih dari 3200 titik sumber air, termasuk untuk air bersih dan sanitasi maupun untuk irigasi pertanian dan perkebunan dengan penerima manfaat sebanyak 1.267.017 orang.
Selain program Manunggal Air, TNI Angkatan Darat juga fokus pada Program Ketahanan Pangan Nasional dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur (tidak produktif) menjadi lahan pertanian dan perkebunan dengan sistem pengairan tadah hujan, sehingga para petani tetap dapat bercocok tanam walaupun pada saat musim kemarau.
Total lahan pertanian tadah hujan yang telah dibuka oleh TNI Angkatan Darat seluas 2.664.000 hektar mencakup seluruh wilayah Indonesia.
Program Pertanian dan perkebunan tadah hujan ini, selain memanfaatkan sumber dari air hujan, juga memanfaatkan sumber air dari sungai-sungai maupun danau dengan membangun pipa-pipa yang dialirkan ke daerah persawahan dan perkebunan.
Selain itu juga Program Bersatu Dengan Alam, dengan melakukan penanaman pohon pada hutan yang mulai gundul akibat penebangan hutan ilegal maupun akibat bencana kebakaran hutan.
Inovasi yang cukup besar dilakukan TNI AD berdasarkan buah pemikiran Jenderal Maruli Simanjuntak dengan membuat Perahu Ponton untuk membersihkan sungai dan danau dari sampah dan eceng gondok.
Inovasi perahu ponton ini telah terbukti efektif dalam membersihkan sampah. Sebanyak 13 unit Ponton telah diproduksi di Bengkel Pusat Peralatan Pusat Peralatan Angkatan Darat (Bengpuspal Puspalad) dan yang telah diterjunkan di Danau Toba, Danau Tondano dan Sungai Ciliwung dalam membersihkan sampah dan eceng gondok dan empat unit perahu ponton dalam proses produksi.
Komentar