Rosenworcel juga menyoroti bahwa pasar komunikasi yang kompetitif dapat memberikan manfaat seperti harga yang lebih terjangkau dan inovasi yang lebih baik. FCC berencana untuk mendukung pemain baru dengan memahami proses lisensi untuk memasuki bisnis satelit luar angkasa.
Sejak peluncurannya pada 2019, konstelasi satelit Starlink milik SpaceX telah berkembang pesat, dengan pertumbuhan rata-rata tiga satelit per hari. Menurut data terbaru dari CelesTrak, SpaceX saat ini memiliki 6.370 satelit Starlink aktif di orbit rendah Bumi (LEO), dengan ratusan satelit lainnya tidak aktif atau tidak berada dalam orbit.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah satelit Starlink telah meningkat tiga kali lipat, menjadikannya sebesar 62% dari seluruh satelit yang beroperasi di luar angkasa, jauh lebih banyak dibandingkan pesaing utamanya, OneWeb dari Inggris.
SpaceX berencana untuk meluncurkan total 42.000 satelit sebagai bagian dari konstelasi Starlink-nya, yang diharapkan dapat menyediakan internet berkecepatan tinggi dan konektivitas global. Saat ini, Starlink beroperasi di 102 negara, termasuk Indonesia, dengan lebih dari 3 juta pengguna.
Namun, beberapa negara seperti Afghanistan, China, Iran, Korea Utara, Rusia, dan Suriah tidak terdaftar dalam layanan Starlink. Meskipun demikian, beberapa warga di negara-negara ini masih dapat mengakses internet Starlink melalui peralatan yang diimpor secara ilegal.
Komentar