JurnalPatroliNews – Jakarta – Warga bumi perlu mewaspadai fenomena bintik matahari raksasa yang lebarnya sebesar 15 kali lebar Bumi. Bintik matahari tersebut menembakkan suar kelas X yang kuat ke arah Bumi sehingga dapat memicu radiasi elektromagnetik dan pemadaman radio gelombang pendek.
Kejadian bintik matahari yang sangat besar terakhir kali tercatat pada tahun 1859 dalam Peristiwa Carrington yang terkenal. Ketika itu, suar matahari kelas X yang dilepaskan oleh bintik matahari telah mengakibatkan pemadaman radio di Bumi.
“Bintik hitam raksasa di permukaan matahari ini telah membesar dalam beberapa hari terakhir, dan menjadi salah satu bintik matahari terbesar dan teraktif yang terlihat dalam siklus matahari,” mengutip livescience, Minggu (12/5/24).
Kekhawatiran para ilmuwan semakin meningkat pada awal pekan ini ketika Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) mengeluarkan peringatan mengenai peningkatan risiko letusan flare matahari pada Selasa, 7 Mei 2024.
“Hal ini telah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya suar matahari selama beberapa hari ke depan,” tulis NOAA.
Ukuran bintik matahari yang raksasa ini ternyata melebihi perkiraan. Suar matahari yang sangat kuat dalam beberapa hari terakhir, termasuk suar matahari kelas X yang amat besar pada 9 Mei 2024, mencapai puncaknya pada pukul 5:13 pagi EDT (0913 GMT).
Fenomena “jilatan” api matahari merujuk pada letusan dari permukaan matahari yang menghasilkan semburan radiasi elektromagnetik yang sangat intens. Intensitas letusan ini dikategorikan ke dalam kelompok-kelompok huruf, dengan kelas X merupakan yang paling kuat.
Tak hanya itu, suar kelas M, yang sepuluh kali lebih lemah dari kelas X, juga menjadi perhatian. Kemudian ada suar kelas C, B, dan A yang semuanya memiliki kekuatan yang semakin melemah.
Dalam setiap kelas ini, angka dari 1 hingga 10 menunjukkan kekuatan relatif dari suar tersebut, dengan kelas X yang merupakan yang terkuat.
Suar kelas X yang tercatat dua hari yang lalu mencapai X 2,25 menurut data dari spaceweatherlive.com, yang diamati melalui satelit GOES-16 milik NASA.
Letusan matahari yang kuat seperti yang terjadi pagi ini dapat menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di sisi Bumi yang berada dalam lintasan sinar matahari pada saat letusan terjadi. Pemadaman radio ini disebabkan oleh pancaran sinar-X yang kuat dan radiasi ultraviolet yang dilepaskan selama letusan.
Radiasi tersebut bergerak menuju Bumi dengan kecepatan cahaya, mengionisasi atau memberikan muatan listrik pada bagian atas atmosfer Bumi.
Perlu ditekankan bahwa sinar-X yang mengionisasi ini berbeda dengan lontaran massa korona (CME) yang merupakan lontaran plasma dan medan magnet dari matahari yang bergerak lebih lambat dan sering memerlukan waktu beberapa hari untuk mencapai Bumi.
Komentar