JurnalPatroliNews – AS – AT&T, operator seluler besar di Amerika Serikat, mengakui bahwa mereka menjadi korban serangan peretas. Sekitar 109 juta akun pelanggan mereka berhasil dibobol.
Data yang diambil berasal dari tahun 2022 dan diunduh pada bulan April lalu. Informasi yang dicuri mencakup catatan panggilan dan SMS pelanggan seluler.
Selain itu, terdapat juga catatan interaksi antara nomor seluler dan telepon rumah. File-file tersebut mencakup periode dari Mei hingga Oktober 2022.
Peretas juga berhasil mendapatkan data dari tanggal 2 Januari 2023. Insiden ini pertama kali terungkap ketika peretas mengklaim telah mengakses dan menyalin log panggilan pada tanggal 19 April 2024.
FBI saat ini sedang menyelidiki kasus tersebut. Menurut laporan dari Reuters, satu orang telah ditangkap terkait insiden ini.
Tersangka ditangkap setelah log panggilan AT&T disalin dari ruang kerjanya melalui platform pihak ketiga. Namun, identitas tersangka tidak diungkapkan ke publik, dan AT&T juga menunda pengumuman peretasan ini atas permintaan Departemen Kehakiman.
FBI menjelaskan bahwa penyelesaian kasus ini merupakan hasil kerja sama antara pihak intelijen, Departemen Kehakiman, dan perusahaan AT&T.
“Bekerja sama dengan AT&T dan Departemen Kehakiman secara kolaboratif melalui proses penundaan pertama dan kedua, sambil membagikan intelijen ancaman utama untuk meningkatkan ekuitas investigasi FBI serta membantu dalam merespons insiden AT&T,” jelas FBI, dikutip dari Reuters, Senin (15/7/2024).
AT&T juga telah menutup akses yang berhasil dibobol tersebut. Perusahaan menambahkan bahwa mereka tidak yakin data tersebut telah tersebar ke publik.
Komentar