Microsoft Akui Pasok Layanan AI dan Cloud untuk Kementerian Pertahanan Israel

JurnalPatroliNews – Jakarta – Microsoft secara terbuka mengonfirmasi bahwa mereka telah menyediakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) kepada Kementerian Pertahanan Israel (IMOD), sebuah pengakuan yang memicu sorotan tajam di tengah meningkatnya kritik global terhadap peran perusahaan teknologi dalam konflik bersenjata, khususnya di Gaza.

Dalam pernyataan resminya, perusahaan asal Amerika Serikat ini menyebut bahwa kerja sama tersebut mencakup penyediaan berbagai layanan—dari perangkat lunak, konsultasi profesional, hingga solusi cloud dan AI, termasuk teknologi penerjemahan bahasa.

Meski begitu, Microsoft menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kendali langsung atas bagaimana layanan tersebut digunakan oleh pihak IMOD. Selain itu, layanan cloud disebut dioperasikan melalui penyedia pihak ketiga, bukan langsung oleh Microsoft.

Perusahaan menyatakan telah melakukan audit internal yang menyeluruh, termasuk melibatkan penyelidikan independen. Investigasi itu mencakup wawancara puluhan staf dan peninjauan sejumlah dokumen internal. Hasilnya, menurut Microsoft, tidak ditemukan bukti bahwa teknologi Azure maupun AI mereka dipakai untuk menyerang atau melukai warga sipil Palestina di Gaza.

“Kami sangat serius dalam menangani kekhawatiran ini,” tegas Microsoft dalam pernyataan yang dikutip oleh Anadolu Ajansi pada Minggu, 18 Mei 2025.

Lebih lanjut, Microsoft juga mengakui pernah memberikan dukungan terbatas kepada pemerintah Israel setelah insiden serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dukungan itu diklaim berfokus pada upaya penyelamatan sandera, di mana beberapa permintaan bantuan dikabulkan, sementara yang lain ditolak.

Perusahaan membantah terlibat dalam pengembangan alat militer ataupun sistem pengawasan untuk Israel. “Kami tidak membangun aplikasi tempur atau pengawasan untuk IMOD,” tegas mereka. Microsoft juga menekankan bahwa pengembangan sistem semacam itu umumnya dilakukan oleh perusahaan pertahanan khusus atau secara internal oleh militer itu sendiri.

Pernyataan Microsoft ditutup dengan penegasan bahwa semua layanan mereka tunduk pada kebijakan penggunaan dan etika AI yang ketat, yang melarang penggunaan produk untuk tujuan merugikan.

“Berdasarkan seluruh informasi yang tersedia hingga saat ini, kami percaya bahwa Microsoft telah menjalankan komitmen etik tersebut dalam konteks kerja sama dengan Israel dan situasi di Gaza,” demikian penutup pernyataan resmi perusahaan.

Komentar