Uber Raih Untung Besar di Luar Negeri Setelah Keluar Dari Indonesia

JurnalPatroliNews – AS – Uber, raksasa transportasi online yang telah meninggalkan pasar Indonesia, mencatat keuntungan yang signifikan. Perusahaan ini berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan tahunan yang positif sejak melakukan penawaran umum perdana pada tahun 2019.

Pada tahun ini, Uber mengumumkan pembelian kembali saham senilai US$7 miliar, menandai pertama kalinya mereka melakukan langkah tersebut.

Prashanth Mahendra Rajah, CFO Uber, menyatakan, “Pembelian kembali saham pertama kami hari ini merupakan bentuk kepercayaan pada momentum keuangan perusahaan yang kuat,” dikutip dari Reuters, Kamis (15/2/24).

Uber berhasil mencatat arus kas bebas sebesar US$3,4 miliar pada tahun 2023, meningkat US$390 juta dibandingkan tahun sebelumnya.

Pencapaian pendapatan positif ini terjadi setelah periode pasca pandemi COVID-19. Dampak pandemi yang menutup banyak bisnis juga memberikan efek besar pada industri transportasi daring.

Kembalinya aktivitas masyarakat ke luar rumah dan kantor setelah pandemi memberikan dampak positif pada pendapatan Uber tahun lalu.

Keuntungan ini juga membantu meningkatkan valuasi perusahaan, yang kini mencapai lebih dari US$150 miliar. Analis investasi AJ Bell, Dan Coatsworth, menyambut baik hasil positif yang diraih Uber.

Coatsworth menyatakan bahwa Uber tidak lagi hanya sebuah startup penghabis dana, melainkan telah membuktikan kemampuannya untuk menghasilkan laba.

“Dividen mungkin akan mengikuti tren, namun sekarang dengan adanya buyback Uber bukan lagi startup teknologi yang menghabiskan uang tanpa memberikan keuntungan,” paparnya.

Uber resmi meninggalkan pasar Indonesia pada tahun 2018, menjual bisnisnya kepada pesaing utamanya, Grab. Langkah ini juga menyebabkan sebagian mitra pengemudi Uber beralih ke Grab, meskipun beberapa juga memilih beralih ke Gojek, perusahaan asal Indonesia dalam bidang ride-sharing.

Komentar