Polisi Tutup Wisata Pantai di Jabar Imbas dari Membludaknya Wisatawan di Pangandaran

JurnalPatroliNews – JABAR,-Kepolisian Daerah Jawa Barat mengintruksikan satuan tugas penanganan Covid-19 untuk menutup seluruh kawasan wisata pantai di Jawa Barat saat liburan Idul Fitri 1442 Hijriah. 

Instruksi itu imbas membludaknya pengunjung kawasan wisata Batu Karas Pangandaran, Jawa Barat yang viral di media sosial, tanpa mengindahkan Protokol Kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19 secara ketat.

Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Dofiri mengatakan, kekhawatiran timbulnya klaster baru kawasan wisata cukup beralasan, melihat tingginya jumlah pengunjung di beberapa kawasan wisata pantai Jawa Barat.

“Sudah ditutup, hampir semua di pantai sudah ditutup, kita belajar dari kemarin yang di Batu Karas, Pangandaran,” ujar Ahmad Dofiri dalam keterangannya, Senin (17/5).

Menurutnya, lonjakan pengunjung di kawasan wisata Batu Karas memang di luar prediksi, pasalnya itu merupakan area pantai di luar pantai besar di kawasan wisata Pangandaran.

“Imbas dari Pangandaran itu larinya ya ke Batu Karas tadi, tapi hari ini sudah kami antisipasi seluruhnya oleh petugas setempat,” cetusnya.

Objek wisata Pantai Batukaras, Cijulan Pangandaran dipadati pengunjung. Mereka memadati pantai untuk menikmati keindahan pantai dan berkumpul bersama keluarga.

Situasi Pantai Batukaras, Cijulang, Pangandaran ini pun sempat terekam oleh netizen yang kemudian membagikan video kepadatan wisatawan tersebut ke media sosial.

Salah satu akun yang mengunggah situasi kawasan Pantai Batukaras, Cijulang, Pengandaran yakni @infojawabarat.

Keterangan video tersebut ditulis situasi kawasan Pantai Batukaras, Cijulang, Pangandaran, pada Sabtu siang ini (15/5) terpantau sangat padat dipenuhi wisatawan.

Selain dipadati wisatawan sehingga mengakibatkan kerumunan pengunjung, nampak juga pengunjung yang tidak patuh menerapkan prokes seperti halnya menggunakan masker.

Saat ini, setelah dilakukan pengecekan di beberapa jalur besar nasional di wilayah Jawa Barat, kondisi arus balik atau sisa arus mudik relatif lenggang dibanding jalur tikus atau kawasan dalam perkotaan tiap daerah.

“Saya keliling tadi pakai sepeda motor supaya supaya jalan-jalan tikus bisa dilalui, justru kepadatan memang terjadi di jalur dalam,” tutur Ahmad.

Kapolda kemudian mencontohkan beberapa titik kemacetan warga yang berada di jalur dalam kota. “Kayak tadi Soreang-Banjaran, Ciparay, sangat padat sekali, kemudian untuk kawasan-kawasan wisata ada yang mau masuk banyak sekali,” imbuhnya.

(askara)

Komentar