JurnalPatroliNews – Jakarta – Sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya bertanya-tanya suara kencang dari langit pagi tadi. Rupanya, suara kencang tersebut berasal dari latihan pertahanan udara yang melibatkan pesawat tempur F-16 dari Skadron 3 TNI AU.
“Iya ada latihan. Pertahanan Udara. F-16,” ungkap Kadispen TNI AU, Marsma Fajar Adriyanto kepada rekan media, Rabu (2/9/2020).
Suara pesawat tempur tersebut terdengar di wilayah Jakarta Selatan, Bintaro, hingga Bekasi. Sejumlah warga Jakarta dan sekitarnya mengeluhkan suara kencang tersebut di media sosial, seperti Twitter.
Latihan pertahanan udara ini digelar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Indonesia. Latihan Pertahanan Udara Nasional Perkasa A 2020 itu dibuka oleh Kepala Staf Kohanudnas Marsma TNI I Wayan Sulaba selaku Wakil Direktur (Wadirlat) mewakili Panglima Kohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus yang merupakan Direktur Latihan Perkasa A.
“Latihan Hanudnas Perkasa A 2020 ini akan menguji beberapa aplikasi piranti lunak, serta kesiapan Kosekhanudnas I dan unsur-unsur Hanud dalam menghadapi kontijensi, guna mewujudkan Sistem Pertahanan Udara Nasional (Sishanudnas) yang andal,” ungkap Pangkohanudnas dalam sambutan yang dibacakan oleh Marsma Wayan saat membuka latihan, seperti tertulis dalam keterangan Pen Kohanudnas.
Latihan Hanudnas Perkasa A ini juga diharapkan dapat meningkatkan sistem pengamatan dan penangkalan setiap bentuk ancaman kekuatan udara asing di wilayah barat NKRI. Selain itu juga untuk menjaga obyek vital nasional yang ada di dalamnya.
“Latihan Hanudnas Perkasa A ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan Kosekhanudnas I beserta unsur operasional jajarannya seperti unsur tempur sergap, Satuan Radar (Satrad), Denhanud, Lanud, Arhanud, KRI serta Hanud pasif dalam menghadapi kontijensi di wilayahnya, sehingga secara riil akan tercapai kesiapan operasional berbagai unsur hanud tersebut,” tegas Pangkohanudnas.
Dalam latihan udara ini terdapat juga materi-materi latihan pengembangan di lapangan antara lain, pengamanan wilayah udara, penerapan Protap operasi pertahanan udara (hanud), pengendalian pelaksanaan penyergapan, pengembangan taktik dan teknik penanggulangan gangguan dan serangan udara oleh setiap unsur Hanud. Kemudian juga penerapan integrasi dan interoperability pada organisasi dan prosedur satuan Hanud kewilayahan dan lain-lainnya.
“Sehingga melalui latihan ini akan terwujud konsep strategis untuk penangkalan yang dapat memberikan efek tangkal penindakan terhadap niat lawan yang akan melakukan penyerangan, juga terwujudnya konsep strategi penindakan, jika lawan memaksakan untuk melakukan serangan, baik secara terbatas maupun konvensional ke wilayah Kosekhanudnas I,” sebut Pangkohanudnas.
(lk/*)
Komentar