JurnalPatroliNews – Jakarta – Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dinilai berpotensi menjadi salah satu kawasan wisata religi baru di tengah hiruk-pikuk metropolitan Jakarta. Potensi tersebut diperkuat dengan rencana pembangunan Masjid Agung Al-Ikhlas di lahan seluas 4,5 hektare yang terletak di area Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Prof. Azril Azahari, mengungkapkan pandangannya terkait pengembangan ini dalam keterangannya kepada wartawan pada Senin, 28 April 2025.
Azril menilai, pengembangan kawasan harus mengedepankan konsep ekosistem berkelanjutan. Ia menyoroti keberadaan Masjid Menara Syariah di lantai 5 Menara Syariah yang menurutnya memiliki potensi spiritual tinggi, namun visualisasi ikoniknya kurang maksimal karena tersembunyi di dalam gedung bertingkat.
“Masjid Menara Syariah bisa menghadirkan pengalaman rohani yang kuat, sayangnya dari sisi visual kurang menonjol karena letaknya di dalam bangunan bertingkat. Ini perlu menjadi perhatian dalam pengembangan wisata religi di area urban seperti PIK 2,” ujarnya.
Lebih lanjut, Azril menyarankan agar pembangunan Masjid Al-Ikhlas tidak hanya terfokus pada aspek fisik bangunan, tetapi juga disertai perluasan kawasan hijau. Salah satunya, dengan mengintegrasikan hutan mangrove sebagai ruang hijau alami yang juga berfungsi sebagai paru-paru kota.
“Menambahkan kawasan hutan mangrove di sekitar masjid akan menciptakan zona green healing, menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna sekaligus ruang publik bagi warga,” jelasnya.
Saat ini, proyek perluasan hutan mangrove di PIK tengah dipersiapkan, dari sebelumnya 97 hektare menjadi lebih dari 500 hektare.
Azril juga menekankan pentingnya kajian mendalam mengenai dampak ekologis dan ekonomi dari proyek ini, termasuk bagaimana multiplier effect terhadap komunitas lokal.
Menurutnya, ekosistem wisata ideal harus mampu menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan budaya.
“PIK 2 sebaiknya menjadi contoh nyata wisata urban modern yang tidak hanya mengutamakan aspek keindahan dan ekonomi, melainkan juga menunjukkan harmonisasi antara manusia, lingkungan, dan kearifan budaya,” tutupnya.
Komentar