Demi Mengajar, Guru di Merangin Bertaruh Nyawa Seberangi Jembatan Rusak

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sebuah rekaman video mengharukan memperlihatkan perjuangan sekelompok guru di Kabupaten Merangin, Jambi, menyeberangi sungai melalui jembatan gantung yang rusak parah demi menunaikan tugas mengajar. Video ini viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @rinidiansukma.

Dalam video berdurasi satu menit lebih itu, empat guru tampak berjalan satu per satu melintasi jembatan yang hanya tersisa tali pengaman di bagian sampingnya. Lantai jembatan diketahui telah dibongkar untuk perbaikan, membuat para guru harus berpegangan pada tali sambil meniti pijakan seadanya.

“Beginilah perjuangan para guru menembus risiko demi mendidik anak-anak di seberang sungai. Semoga jembatan permanen bisa segera dibangun agar kondisi ini tidak terus terulang,” tulis pemilik akun dalam unggahannya.

Peristiwa ini terjadi di Desa Limbur Merangin, Kecamatan Pamenang Barat. Guru-guru yang terekam dalam video diketahui berasal dari SDN 117 Desa Simpang Limbur. Rini, sang pengunggah video yang juga seorang guru SMP di desa tersebut, membenarkan bahwa jembatan tersebut memang sedang diperbaiki.

“Rekaman itu memperlihatkan teman-teman saya, guru SD, yang tetap berangkat ke sekolah meski jembatan dalam kondisi dibongkar,” ujar Rini saat dikonfirmasi.

Penjabat (Pj) Kepala Desa Limbur Merangin, Sargawi, juga membenarkan kondisi jembatan yang tengah dalam masa perbaikan. Ia menyebut kerusakan jembatan diperparah setelah salah satu kabel seling utama terputus pada 6 Mei 2025.

“Guru-guru dalam video itu menyeberang tepat di hari pertama pengerjaan setelah kabel putus,” kata Sargawi pada Selasa (13/5).

Untuk sementara, aktivitas belajar-mengajar dari SDN 117 telah dialihkan ke gedung madrasah yang terletak di Desa Limbur Merangin. Kebijakan ini diambil guna menghindari risiko bagi siswa yang mayoritas berdomisili di desa tersebut.

“Karena terlalu berbahaya kalau anak-anak yang harus menyeberang, jadi kami putuskan gurunya yang datang ke lokasi alternatif,” jelasnya.

Sargawi juga menyebut pihak desa sebenarnya telah menyediakan perahu sebagai transportasi alternatif selama jembatan dalam perbaikan. Namun, pada pagi saat guru-guru tersebut ingin menyebrang, pemilik perahu belum berada di tempat.

“Waktu itu sekitar pukul delapan pagi. Perahu belum siap, jadi mereka terpaksa lewat jalur jembatan yang sedang dibenahi,” ungkapnya.

Proyek perbaikan jembatan yang melintasi Sungai Batang Merangin ini sudah berlangsung selama sembilan hari dan dibiayai dari anggaran dana desa. Jembatan ini membentang sejauh 144 meter dan berperan sebagai jalur utama penghubung antara Desa Limbur Merangin dan Desa Simpang Limbur.

Jembatan tersebut telah berdiri selama dua dekade, dengan struktur utama menggunakan konstruksi besi, namun kini mulai menunjukkan usia dan kerusakan.

Komentar