JurnalPatroliNews – Depok – Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) kembali menegaskan komitmennya sebagai ruang bersama bagi umat awam Katolik melalui ajang Pertemuan Nasional (Pernas) XII Istimewa yang berlangsung selama tiga hari di Wisma Hijau, Depok. Acara ini dihadiri oleh 195 peserta dari berbagai daerah, mulai dari perwakilan keuskupan, organisasi masyarakat Katolik, tokoh pendiri FMKI, hingga delegasi Komisi Kerawam dari 34 keuskupan di Indonesia.
Mengusung tema “Transformasi dan Revitalisasi FMKI sebagai Rumah Bersama Awam: Melembagakan Wadah Kerasulan Politik untuk Gereja dan Bangsa”, forum ini bertujuan menjawab tantangan zaman dengan memperkuat posisi awam dalam kehidupan sosial-politik nasional demi gereja yang kontekstual dan bangsa yang bermartabat.
“Sudah saatnya FMKI tampil sebagai wajah umat Katolik yang tidak hanya teguh dalam iman, tetapi juga aktif dan membawa perubahan positif dalam kehidupan sosial dan politik,” kata Yohanes Ari Nurcahyo, Ketua Steering Committee acara yang juga terpilih menjadi Ketua Badan Pekerja FMKI.
Demokrasi dan Tantangan Ruang Sipil
Dalam pembukaan, akademisi dan aktivis demokrasi Dr. Yanuar Nugroho menyoroti dua tantangan utama yang dihadapi FMKI dan komunitas awam pada periode 2024–2029: menyusutnya ruang kebebasan sipil akibat peningkatan otoritarianisme serta lemahnya tata kelola pemerintahan yang dipengaruhi kepentingan politik praktis.
Menurut Yanuar, kehadiran awam Katolik sangat diperlukan untuk menjaga nilai-nilai injili di ruang publik yang kian terpolarisasi. “Jika kita tidak hadir, maka ruang publik akan kehilangan arah dan nilai. Dan itu sangat berisiko bagi masa depan demokrasi kita,” tegasnya.
Tiga Langkah Strategis untuk Transformasi
Dalam forum ini, FMKI merumuskan tiga inisiatif penting sebagai peta jalan menuju organisasi yang lebih kuat dan legal secara kelembagaan:
- Penyelenggaraan seminar nasional bertajuk “Transformasi FMKI sebagai Respon terhadap Dinamika Gereja dan Bangsa Hari Ini” guna menggalang refleksi kolektif dan arah gerakan.
- Penyusunan Pedoman Umum FMKI sebagai dasar hukum dan kerangka gerakan kerasulan politik.
- Pembentukan Badan Pekerja FMKI, yang bertugas memimpin transisi kelembagaan menuju pembentukan organisasi sah secara hukum.
Badan Pekerja: Simbol Semangat Sinergis
Badan Pekerja yang baru terbentuk terdiri dari 27 individu mewakili unsur keuskupan, organisasi awam, Komisi Kerawam KWI, dan tim penyusun Pernas. Tugas utama mereka antara lain:
- Menyempurnakan dokumen legal dan administratif FMKI.
- Menjalankan roda organisasi selama periode transisi.
- Menyiapkan Pertemuan Nasional berikutnya sebelum akhir 2026.
“Struktur ini lebih dari sekadar tim kerja. Ini adalah wujud nyata semangat kolektif dan sinergi lintas elemen. Kita melangkah bersama, dengan semangat iman dan rasionalitas,” ujar Ari dalam pidato penutupnya.
FMKI di Persimpangan Penting
Melalui Pernas XII Istimewa ini, FMKI tidak hanya meninjau kembali akar sejarahnya sebagai forum awam Katolik, namun juga menyusun langkah konkret menuju lembaga kerasulan politik yang lebih mapan. Transformasi ini diharapkan mampu menjembatani nilai-nilai spiritualitas Katolik dengan kepedulian pada nasib bangsa.
“FMKI harus menjadi ruang inspirasi dan tindakan nyata menghadirkan nilai iman dalam perjuangan sosial kebangsaan,” tutup Ari.
Dalam era perubahan cepat, FMKI berkomitmen untuk menjadi suara moral yang konsisten, mitra Gereja yang andal, serta pelaku aktif dalam pembangunan bangsa.
Komentar