Kalimantan Barat Dipetakan sebagai Lumbung Energi Masa Depan, Termasuk Energi Nuklir

JurnalPatroliNews – Jakarta – Kalimantan Barat semakin menarik perhatian sebagai salah satu wilayah strategis dalam pengembangan energi nasional. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat provinsi ini menyimpan ragam potensi sumber daya energi, mulai dari yang terbarukan hingga sumber energi berteknologi tinggi seperti nuklir.

Berdasarkan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 milik PT PLN (Persero), Kalimantan Barat diproyeksikan menjadi kawasan dengan spektrum energi yang luas. Energi-energi tersebut mencakup tenaga air, biomassa, biogas, batu bara, serta unsur radioaktif seperti uranium dan thorium—yang berpotensi besar dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Informasi yang terhimpun menyebutkan, cadangan uranium dan thorium yang terkonsentrasi di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, mencapai sekitar 24.112 ton. Angka tersebut berasal dari hasil pemetaan dalam Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi yang diterbitkan Kementerian ESDM.

Meski memiliki potensi besar, realisasi pembangunan PLTN masih bergantung pada keputusan kebijakan pemerintah, yang harus didahului studi kelayakan yang menyeluruh. “Penggunaan energi nuklir sebagai sumber listrik utama baru dapat dilaksanakan jika seluruh regulasi dan studi penunjangnya terpenuhi,” demikian kutipan dari RUPTL PLN 2025–2034, Minggu (22/6/2025).

Pembangunan fasilitas nuklir, sebagaimana dijelaskan dalam dokumen tersebut, wajib memenuhi berbagai kriteria. Di antaranya adalah kepastian pasokan bahan bakar nuklir, sistem pengelolaan limbah radioaktif yang aman, serta pengawasan dan pengendalian sesuai standar internasional dari IAEA (International Atomic Energy Agency) dan regulasi dalam negeri.

Untuk memperkuat arah pengembangan, pemerintah melalui lembaga terkait seperti BATAN (kini diintegrasikan ke BRIN) telah melakukan survei tapak di berbagai lokasi yang dinilai cocok menjadi titik pembangunan PLTN. Survei mencakup penilaian kondisi geologi, potensi gempa bumi, dan risiko bencana lainnya.

Hasilnya, dari 28 lokasi yang diteliti, seluruhnya dinilai memiliki prospek untuk pembangunan PLTN, dengan estimasi total kapasitas mencapai 70 Giga Watt (GW). Ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia tengah bersiap memasuki era baru dalam penyediaan energi listrik berteknologi tinggi.

Sebagai langkah awal, proyek PLTN direncanakan untuk dibangun terlebih dahulu di wilayah Sumatera dan Kalimantan, mengingat potensi dan kebutuhan energi yang terus meningkat di kedua pulau tersebut.

Komentar