JurnalPatroliNews-Amerika serikat,– Dampak ekonomi Covid-19 telah membuat perusahaan-perusahaan, baik besar maupun skala kecil, terancam bangkrut. Menurunnya permintaan dan ditutupnya operasi karena lockdown membuat mereka tidak bisa menggaji karyawan dan membayar utang.
Hampir semua sektor terdampak, terutama yang berkaitan dengan perjalanan, pariwisata, dan makanan. Perusahaan migas pun tidak luput. Menurunnya aktivitas ekonomi membuat harga minyak mentah dunia sempat anjok ke negatif awal Mei lalu. Harga minyak sudah kembali ke kisaran US$ 40 per barel, tetapi masih di bawah level awal tahun US$ 60 per barel.
The Hertz Corporation sejauh ini adalah perusahaan terbesar yang mengajukan pailit. Perusahaan sewa mobil ini memiliki aset US$ 25 miliar dengan utang sebesar US$ 24 miliar. Ada juga Latam Airlines Group S.A yang terancam gulung tikar karena memiliki utang US$ 18 miliar.
Menurut catatan Bloomberg, sejak awal Maret terdapat 133 perusahaan di AS yang mengajukan perlindungan pailit karena Covid-19. Dilansircnbc melaporkan 30 persen restoran di AS terancam bangkrut dan tutup permanen akibat Covid-19, meskipun Pemerintah AS memberikan pinjaman lunak untuk menggaji karyawan. NPC International, pewaralaba Pizza Hut terbesar di AS sudah mengajukan pailit pada 1 Juli lalu. S&P Global Ratings mengatakan Starbucks bisa bangkrut tahun ini, meskipun peluangnya kecil, di bawah 10 persen.
Berikut adalah 20 perusahaan dengan aset terbesar yang mengajukan bangkrut di 2020 versi Fortune :
Catatan: Perusahaan minyak shale AS Chesapeake Energy mengajukan pailit pada 28 Juni 2020. Dengan aset sebesar US$ 16,2 miliar dan utang US$ 11,8 miliar, Chesapeake menjadi perusahaan terbesar keempat yang terancam bangkrut, di atas Intelsat, dalam daftar di atas. (lk/*)
Komentar