Seminar Pancasila Bahas G20 Bali Berhasil Bawa Pancasila untuk Dunia

Diplomat RI sekaligus Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Nara Masista Rakhmatia menyoroti keberhasilan Indonesia dalam presidensi G20 yang telah membuka pintu negara-negara berkembang lainnya, berperan juga dalam presidensi G20 selanjutnya.

“Upaya negara G20 mengesampingkan ego negara masing-masing sebagai bentul penghormatan kepada Indonesia sebagai keketuaan KTT G20”, ungkap Nara.

Ia juga menyebut, jika Indonesia ingin Pancasila benar-benar menjadi ideologi alternatif perdamaian yang diimplementasikan oleh masyarakat dunia maka masyarakat Indonesia harus berkomitmen menerapkan Pancasila terlebih dahulu.

“Pancasila tidak dapat disandingkan dengan nilai-nilai dari negara lain. Jika kita ingin menularkan nilai-nilai baik dalam Pancasila maka kita harus menerapkan terlebih dahulu. Harus menjadi promotor norma-norma dalam Pancasila yang akan diinternalisasi menjadi nilai-nilai Dunia”, ungkap Nara.

Pada ujung diskusi, kelima narasumber sepakat bahwa tugas masyarakat Indonesia saat ini untuk meneruskan upaya Bung Karno di dunia Internasional. Aura Pancasila yang terpancar dalam G20 mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan. Maka para narasumber berpendapat, perbedaan harus dirayakan, bukan dinistakan. Berbeda tidak perlu disamakan dan yang sama tidak perlu dibeda-bedakan. 

Selain narasumber, dalam Seminar Pancasila Series 5 ini hadir pula Anggota Dewan Pengarah BPIP, Rikard Bagun, Ph.D., Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso, M.M., Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Dr. Antonius Beny Susetyo, Pr., Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama, Elfrida Herawati Siregar, S.P., M.M., Direktur Penyusunan Rekomendasi Kebijakan dan Regulasi, Drs. R. Dian M. Johan Johor Mulyadi, M.H., Direktur Sosialisasi dan Komunikasi, M. Akbar Hadiprabowo, S.H., M.H., Kepala Biro Pengawasan Internal, Abbas, S.H., M.H., serta civitas akademika Universitas Udayana. (HA)

Komentar