Ahok Ngamuk soal ‘Tunjangan DPRD DKI Rp 110 Juta’, M Taufik: Nanya Dulu Sini

JurnalPatroliNews – Jakarta – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ngamuk karena mendapat kabar tunjangan rumah anggota DPRD DKI Jakarta sebesar Rp 110 juta. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra M Taufik menyebut Ahok menerima informasi yang keliru.

Awalnya Taufik meminta Ahok untuk tidak meluapkan emosi terlebih dahulu sebelum menanyakan langsung ke DPRD DKI. Taufik kemudian menyebut bahwa Ahok mendapatkan informasi yang keliru.

“Ya Pak Ahok nanya dulu ke sini jangan ngamuk-ngamuk dulu yang bener berapa gitu lho. Ya nanya sama DPRD saja, nggak usah ngamuk-ngamuk. Nanya dulu yang benar berapa, makanya dapat informasinya keliru,” kata Taufik kepada wartawan di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirin, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).

Politikus Gerindra ini menyebut tidak ada kenaikan tunjangan untuk anggota DPRD DKI. Ia pun kembali menegaskan Ahok mendapatkan informasi yang keliru.

“Tidak ada naik, tudak ada, tidak naik tunjangan rumah, makanya sebaiknya tanya dululah sebelum ngomong ya,” tuturnya.

Diketahui, Ahok menyebut mendapat kabar di media sosial mengenai rencana kenaikan tunjangan DPRD DKI Jakarta. Nilai kenaikan tunjangan yang beredar di media sosial bikin Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu ngamuk.

Ahok menjelaskan bahwa ada info kenaikan tunjangan rumah anggota DPRD DKI Jakarta menjadi Rp 110 juta dan tunjangan kendaraan Rp 35 juta.

“Saya baca sampai tunjangan rumah Rp 110 juta di media sosial. Saya pun ngamuk baca itu. Tunjangan mobil Rp 35 juta, ya saya ngamuk,” kata Ahok melalui video di laman YouTube ‘Panggil Saya BTP’, dikutip Senin (7/12).

Dirinya pun mengaku tak segan untuk berbeda pendapat bahkan dengan sesama anggota partai yang menaunginya. Ahok blak-blakan saat berbincang dengan anggota Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah.

“Kamu tahu persis bagaimana saya ribut, berantem, dengan sesama orang partai saya pun tidak semua senang. Saya ngotot, saya sampai dikatakan anjing, diteriak di Kemendagri. Saya juga balas saja saya memang anjing penjaga uang Jakarta,” paparnya.

Ahok melanjutkan bahwa dirinya sudah berbicara dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengenai kabar kenaikan tunjangan anggota DPRD DKI Jakarta.

“Pak Pras mengatakan ‘saya akan cek’ karena dia ketua juga tidak bisa mungkin kontrol semua. ‘Nah saya akan cek sampai di mana’ dia bilang, apakah di Kemendagri atau gimana, saya tidak tahu, saya tidak pernah ikuti kalian secara detail. Lalu Pak Pras mengatakan ‘saya akan cek’ dia bilang,” tuturnya.

“Lalu kemudian 1 hari kemudian dia kirimin saya ada pernyataan surat pernyataan Pak Pras bahwa DPRD tidak pernah ada kenaikan gaji,” tambahnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Prasetio meluruskan soal rancangan tunjangan dewan yang naik menjadi Rp 8 M. Prasetio menyebut tidak ada kenaikan gaji dewan, melainkan ada penambahan kegiatan.

“Ini yang perlu diluruskan mengenai narasinya, bahwa tidak ada sama sekali ada kenaikan gaji. Tetapi kalau penambahan kegiatan iya. Dengan penambahan kegiatan itu maka otomatis ada kenaikan anggaran DPRD yang dituangkan dalam Rencana Kerja Tahun 2021,” kata Prasetio dalam keterangannya, Jumat (4/12).

(dtk)

Komentar