Biaya Pembunuhan 150 Juta, Begini Perencanaan Apik Sekretaris Bunuh WN Taiwan

Jurnalpatrolinews – Jakarta – Sari Sadewa merencanakan pembunuhan bosnya, WN Taiwan Hsu Ming Hu, bersama para eksekutor.

Tersangka Sari Sadewa sudah empat kali melakukan pertemuan untuk membahas perencanaan pembunuhan tersebut.

Hal ini terungkap dalam proses rekonstruksi yang digelar di depan gedung Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya pukul 09.30 WIB. Rekonstruksi ini dipimpin oleh Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Handik Zusen, Kanit 4 AKP Ressa F Marasabessy, dan Kanit 5 AKP Rulian Syauri.

“Perencanaan pertama di rumah makan di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi,” kata Kanit 5 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rulian Syauri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Pertemuan pertama ini dilakukan pada Kamis (25/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Pertemuan itu dihadiri tersangka Sari Sadewa, Fitri, Alfian, dan Supriatin alias Asep (DPO).

Pada pertemuan pertama ini, Sari Sadewa memperkenalkan diri dan menceritakan kejadian pemerkosaan yang dialaminya oleh korban dan meminta agar korban dibunuh. Dalam pertemuan ini juga dibahas soal fee  untuk para eksekutor.

Pertemuan kedua dilakukan di lokasi yang sama pada 9 Juli 2020. Pertemuan ini dihadiri oleh keempat tersangka (Sari Sadewa, Fitri, Alfiyan, dan Supriatin alias Asep).

Pada pertemuan ini disepakati biaya untuk pembunuh bayaran Rp 150 juta. Sari Sadewa meminta agar diberi waktu 10-15 hari untuk membayar.

Pada pertemuan ini, Sari Sadewa memberikan denah rumah korban kepada tersangka Asep. Pada pertemuan ini pula, tersangka Sari Sadewa menyuruh, jika korban sudah dieksekusi, para eksekutor juga membawa mobil Toyota Fortuner korban.

Selain itu, Sari Sadewa meminta Asep mengambil dokumen di tas laptop di kamar korban. Sari Sadewa menjanjikan Asep akan diberi ‘gaji’ tiap bulan dan diangkat sebagai ajudan.

Pertemuan ketiga dilakukan di kantor tersangka Sari Sadewa di kawasan pergudangan Green Land, Cikarang, pada Jumat (17/7). Pertemuan itu dihadiri oleh Sari Sadewa, Fitri, dan Suyanto.

Pada pertemuan itu, tersangka Fitri meminta agar tersangka Sari Sadewa ikut masuk ke rumah korban agar korban membukakan pintu, sehingga para eksekutor bisa masuk ke rumah. Namun Sari Sadewa menolak dan menyuruh tersangka Suyanto yang masuk dengan berpura-pura hendak mengambil kunci pabrik.

Dalam pertemuan ini juga dibahas bahwa tersangka Suyanto nantinya akan memarkirkan mobil boks di depan rumah korban. Hal ini dilakukan untuk menutupi CCTV.

Pertemuan keempat dilakukan di pangkalan truk Citarik pada Sabtu (18/7). Pertemuan ini dihadiri oleh tersangka Alfiyan, Supriatin, dan Suyanto.

Dalam pertemuan ini, tersangka Supriatin mengarahkan tersangka untuk memarkir mobil boks di depan rumah korban sesuai arahan tersangka Sari Sadewa.

Pembunuhan ini dilatarbelakangi rasa sakit hati Sari Sadewa karena dihamili dan diminta menggugurkan kandungannya oleh korban pada 2018. Di sisi lain, tersangka Sari Sadewa ingin menguasai harta korban, yang sebagian asetnya ternyata sudah diatasnamakan tersangka Sari Sadewa. (lk/*)