JurnalPatroliNews – Jakarta – Kisah kelam rokok ilegal di Indonesia belum juga usai. Nirwala Dwi Heryanto, Direktur Komunikasi & Bimbingan Pengguna Jasa Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, mengungkapkan modus operandi yang terus meresahkan.
Meskipun peredaran rokok ilegal sempat mencapai puncaknya beb
kerapa tahun lalu, angka tersebut masih tergolong tinggi, meski telah mengalami penurunan belakangan ini.
“Pada tahun 2016, rokok ilegal mencapai puncaknya sekitar 12%, namun kita berhasil menekannya, rata-rata dalam 5 tahun terakhir angkanya turun menjadi 7,3%. Menurut survei UGM tahun 2023, angka tersebut meningkat menjadi 6,89%, naik dari 5,5% tahun sebelumnya, meski masih melampaui batas ambang psikologis 5%,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia pada Jumat (29/12/2023).
Pemerintah tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini. Mereka mengambil pendekatan yang beragam, mulai dari pendekatan administratif, pengetatan terhadap pemesanan pita cukai, hingga langkah-langkah sosialisasi. Selain itu, tindakan tegas juga diambil melalui kerja sama dengan lembaga penegak hukum seperti Bareskrim Polri, TNI, serta Jampidsus dan Jamintel di Kejaksaan Agung.
“Upaya represif, seperti operasi gempur rokok ilegal yang biasanya dilakukan setahun sekali, kini telah dilaksanakan dua kali dalam setahun. Analisis dari DTCC menunjukkan bahwa jika tidak ditangani, peredaran rokok ilegal dapat mencapai 10%. Namun, dengan pendekatan tegas baik melalui metode lembut maupun keras, kita berhasil menekan angka tersebut menjadi 6,89%,” jelasnya.
Nirwala juga mengakui bahwa memberantas rokok ilegal bukan tugas yang mudah karena adanya berbagai modus operandi yang sulit terdeteksi. Oleh karena itu, solusi terbaik yang dapat diambil adalah mengurangi peredaran rokok ilegal tersebut.
“Rokok ilegal ini sulit dihindari karena memiliki beberapa modus, seperti penghindaran pajak dengan menggunakan rokok polos, pita cukai palsu, rokok dengan pita cukai bekas, atau penghindaran pajak dengan cara salah peruntukan seperti melekatkan SKT ke SKM karena tarif kretek tangan lebih murah. Modus-modus ini membuat upaya memberantas rokok ilegal menjadi lebih sulit,” ungkap Nirwala.
Komentar