Oleh-oleh Blusukan ke Terminal Peti Kemas Koja Priok, Jokowi Telpon Kapolri, Minta Bereskan Premanisme dan Pungli

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendatangi Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, pada Kamis, 10 Juni 2021.

Dalam kunjungan ini, Presiden bertemu para sopir kontainer untuk mendengar langsung keluhan yang mereka alami, terutama soal pungutan liar (pungli).

Ia pun mengatakan bahwa seharusnya para sopir kontainer merasa nyaman saat bekerja, terutama di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19. “Driver mestinya merasa nyaman semuanya. Jangan sampai ada yang mengeluh karena banyaknya pungutan,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Juni 2021.

Presiden kemudian mendengarkan keluhan dari salah satu sopir bernama Agung Kurniawan. Pria kelahiran Ngawi, 38 tahun silam ini menjelaskan bahwa para sopir kontainer kerap menjadi sasaran preman.

“Begitu keadaan macet, itu di depannya ada yang dinaiki mobilnya, naik ke atas mobil bawa celurit atau nodong begitu, itu enggak ada yang berani menolong, Pak. Padahal itu depan, belakang, samping, kanan itu kan kendaraan semua, dan itu orang semua, dan itu sangat memprihatinkan,” ujar Agung.

Hal ini diamini oleh rekannya sesama sopir kontainer, Abdul Hakim. Ia menyebut bahwa kemacetan merupakan penyebab para preman bisa leluasa menjalankan aksinya.

“Kalau mungkin lancar, ini mungkin tidak ada, Pak. Jadi ini kendala kita ini kemacetan aslinya, Pak. Jadi kami mohon kepada Bapak Presiden, bagaimana solusi ini ke depannya, kami. Karena kami, Pak sakit hati sebenarnya, Pak kalau dibilang sakit hati. Saya kira begitu. Tidak ada kenyamanan untuk sopir kami, sopir-sopir yang mengemudi di Tanjung Priok,” kata Abdul.

Selain soal premanisme, Abdul Hakim juga menceritakan soal banyaknya pungutan liar atau pungli di sejumlah depo. Depo sendiri adalah tempat meletakkan kontainer yang sudah dipakai atau mengambil kontainer yang akan dipakai shipping line. Ia mengatakan, para karyawan depo sering meminta imbalan berupa uang tip agar laporannya bisa segera diproses.

“(Mereka) itu meminta imbalan lah, kalau enggak dikasih kadang diperlambat. Itu memang benar-benar, seperti Fortune, Dwipa, hampir semua depo rata-rata. Itu Pak. Yang sekarang itu yang saya perhatikan itu yang agak-agak bersih cuma namanya Depo Seacon dan Depo Puninar, agak bersih sedikit. Lainnya hampir rata-rata ada pungli, Pak,” kata pria berusia 43 tahun tersebut.

Mendengar cerita para sopir kontainer, Presiden kemudian memanggil ajudannya, Kolonel Abdul Haris. Ia menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar di Fortune, di NPCT 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu,” kata Jokowi.

Jokowi juga memberitahukan pemalakan yang dilakukan para preman saat terjadi kemacetan. “Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan sudah menangkap situasi yang ada dan apa yang diinginkan oleh para sopir kontainer. Ia pun berjanji terus mengikuti proses ini sehingga keluhan-keluhan yang disampaikan bisa diselesaikan.

“Kalau keluhan-keluhan seperti itu tidak diselesaikan, sudah pendapatannya sedikit, masih kena preman, masih kena pungli, itu yang saya baca di status-status di media sosial. Keluhan-keluhan seperti itu memang harus kita selesaikan dan diperhatikan,” kata Presiden.

Kedatangan Jokowi ini tak terlepas dari cuitan berisi video curhat seorang sopir kontainer sempat viral di Twitter. Dalam video yang diunggah ulang oleh akun @ferry_kdg di Twitter itu, sopir minta perhatian ke Presiden Jokowi untuk menertibkan tiga depo yaitu Fortune, Dwipa dan New Priok Container Terminal One (NCPT 1).

“Andai saja statusku dibaca oleh Pak Presiden (Jokowi), saya tidak minta apa-apa tidak minta uang, tidak minta mobil, tidak minta kekayaan ke Pak Presiden.
Cuma satu tolong bubarkan Depo Fortune, NPCT 1, sama Depo Dwipa,” kata sopir tersebut.

(*/lk)

Komentar