Sekolah Rakyat dan Pengusaha Mengajar: Sinergi APINDO dan Pemerintah untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia

JurnalPatroliNews – Jakarta – Dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan serius, mulai dari kualitas yang belum merata hingga kesenjangan akses pendidikan formal bagi anak-anak di berbagai daerah. Menurut Worldtop20.org, pada 2023 Indonesia hanya menduduki peringkat ke-67 dari 209 negara dalam hal sistem pendidikan.

Di kawasan ASEAN, Indonesia masih tertinggal di belakang negara-negara seperti Singapura, Vietnam, dan Malaysia menurut laporan PISA.

Ironisnya, ambisi besar Indonesia untuk mencetak generasi emas 2045 justru terhalang oleh realitas ini. Untuk menanggapi kondisi tersebut, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menggulirkan program inovatif bernama Sekolah Rakyat, sebagai bentuk intervensi langsung untuk menjembatani ketimpangan akses pendidikan terutama bagi anak-anak dari keluarga pra-sejahtera.

Dalam rapat kabinet 21 Maret 2025 lalu, Presiden Prabowo menggarisbawahi urgensi program ini: Sekolah Rakyat akan dibangun secara bertahap sebagai sekolah berasrama yang melayani jenjang SD, SMP, dan SMA. Target awalnya adalah pembangunan 200 sekolah setiap tahun, dengan kapasitas 1.000 siswa per unit. Bahkan, 53 sekolah pertama dijadwalkan akan diresmikan dalam tiga bulan ke depan, sebagian menggunakan fasilitas eksisting milik Kementerian Sosial yang akan direnovasi.

Program ini merupakan refleksi dari visi Astacita, arah strategis nasional yang bertujuan menciptakan keseimbangan pembangunan, termasuk dalam pendidikan. Pemerintah menyadari bahwa kesenjangan sosial-ekonomi menjadi hambatan utama anak-anak untuk memperoleh pendidikan berkualitas.

Kolaborasi Dunia Usaha: APINDO Tampil di Garda Depan

Gagasan Sekolah Rakyat ini selaras dengan inisiatif yang telah lebih dahulu digagas oleh kalangan pengusaha melalui Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Lewat program Pengusaha Mengajar, APINDO mendorong pelibatan aktif dunia usaha dalam penguatan kapasitas generasi muda.

Program ini bukan sekadar ajang berbagi ilmu, tetapi menjadi wahana pembinaan langsung antara pengusaha dan pemuda dalam bentuk mentoring. Sasaran utamanya adalah anak muda berusia 17 hingga 25 tahun yang ingin menggali wawasan kewirausahaan, bisnis, dan kepemimpinan. Dalam program ini, para pengusaha berperan sebagai mentor, membagikan pengalaman dan wawasan mereka kepada mentee dalam sesi diskusi, bimbingan pribadi, dan pembelajaran praktis.

Pengusaha Mengajar menjadi bagian dari strategi jangka panjang APINDO dalam membentuk sumber daya manusia yang adaptif, inovatif, dan kompetitif. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang terlibat sebagai mentor, program ini tumbuh menjadi gerakan nasional yang memperkuat keterlibatan dunia usaha dalam pembangunan bangsa.

Menyatukan Visi: Mendidik dengan Kolaborasi

Baik Sekolah Rakyat maupun Pengusaha Mengajar bertumpu pada fondasi yang sama: pendidikan sebagai sarana mobilitas sosial dan pembentuk masa depan bangsa. Dengan semangat kolaboratif, pemerintah dan dunia usaha kini berdiri di garis depan untuk menghadirkan solusi nyata terhadap persoalan ketimpangan pendidikan.

Dukungan APINDO terhadap visi Prabowo-Gibran menunjukkan bahwa transformasi pendidikan tidak bisa dijalankan secara parsial. Butuh sinergi lintas sektor untuk benar-benar mewujudkan Indonesia yang inklusif dan berdaya saing.

Jika program-program ini terus berjalan berdampingan, maka bukan tidak mungkin Indonesia benar-benar melahirkan generasi penerus yang unggul, berkarakter, dan siap bersaing di panggung global. Masa depan pendidikan Indonesia ada dalam kerja sama, bukan kerja sendiri.

Komentar