Unggul Dalam Survei, Habiburokhman : Gerindra Antisipasi Isu SARA Tangsel

JurnalPatroliNews – Jakarta,  Partai Gerindra sudah mengantisipasi permainan politik identitas atau isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) alam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Tangerang Selatan (Tangsel) 2020.

Gerindra saat ini resmi mengusung keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Sara, sapaan Saraswati, maju sebagai calon wakil walio Kota Tangsel mendampingi mantan Sekretaris Daerah Pemkot Tangsel sekaligus kader PDIP, Muhamad.

Juru Bicara Partai Gerindra, Habiburokhman mengatakan pihaknya telah memetakan berbagai persoalan sebelum memutuskan mengusung pasangan Muhammad-Sara di Pilkada Tangsel. Bahkan, Muhamad-Sara unggul dalam survei yang dilakukan pihaknya

“Pemetaan (masalah politik identitas) tentu (dibahas). Dalam mengajukan pasangan calon kami melakukan mapping yang detail dan teliti. Bahkan, kami sudah simulasi survei internal hasilnya cukup bagus,” kata Habib saat berbincang dengan rekan media, Rabu (12/8).

Habib menyebut Tangsel merupakan miniatur Jakarta karena penduduknya yang majemuk alias berasal dari berbagai macam etnis, suku, serta agama. Menurutnya, Muhamad dan Sara sendiri sudah mewakili kemajemukan penduduk Tangsel.

“Paslon yang kami ajukan Muhamad-Sara, saya pikir itu cukup mewakili penduduk Tangsel yang beragam itu,” katanya.

Sara sendiri diketahui memeluk agama Kristen Protestan, sama seperti ayah dan ibunya, Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo, serta kakaknya Aryo Djojohadikusumo.

Saat menjadi anggota DPR 2014-2019, Sara sempat kecewa kepada Zulkifli Hasan yang ketika itu menjabat sebagai Ketua MPR Zulkifli Hasan karena secara sepihak mengubah pembaca doa dalam sidang pada 27 September 2019.

Bahkan, Sara bersama anggota Fraksi Gerindra lainnya menyikapi insiden itu dengan melakukan aksi walk out dari sidang paripurna.

“Saat Indonesia Raya dinyanyikan, air mata tidak tertahankan lagi. Setelah saya jelaskan di medsos grup fraksi, para pimpinan mendukung sikap saya dan dimulai dari Bapak Sufmi Dasco dan Bapak Heri Gunawan, lalu saya, kami jalan keluar sebagai sikap kami pada pemikiran pimpinan sidang,” kata Sara ketika itu.

Gerindra bersama PDIP punya pengalaman baik saat mengusung calon nonmuslim, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di DKI Jakarta pada Pilkada 2012. Saat itu PDIP-Gerindra mengusung pasangan Joko Widodo-Ahok. Jokowi adalah kader PDIP dan Ahok saat itu masih jadi kader Gerindra.

Jokowi-Ahok pada akhirnya bisa keluar sebagai pemenang mengalahkan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli di putara kedua.

(lk/*)