Lantas, Arya mengingatkan Ahok agar sebagai komisaris utama tidak merasa sebagai direktur utama.
“Dan itu harusnya diterapkan juga di Pertamina 5 transformasi itu. Dan beliau kan sebagai komisaris utama (komut) harus membicarakan itu juga di sesama komisaris, di dewan komisaris. Janganlah sampai Pak Ahok ini di Pertamina juga menjadi komisaris merasa direktur gitu.
Komut merasa dirut itu janganlah, harus tahu batasannya,” terangnya.
Ia pun berharap agar Ahok banyak belajar. Ia tak ingin Ahok sebagai komisaris utama ‘ketinggalan kereta’.
Dan kita berharap ke depan Pak Ahok makin banyak nih belajar dari apa yang sedang dilakukan oleh BUMN. Jangan sampai Pak Ahok ketinggalan kereta. Masa Pak Ahok sebagai komut ketinggalan kereta,” ujarnya.
Dikutip dari Youtubenya, Ahok sebelumnya mengatakan, jika banyak kontrak BUMN bermasalah. Kondisi itu terjadi juga di Pertamina.
“Banyak kontrak di BUMN yang sangat merugikan BUMN juga, termasuk Pertamina. Itu yang saya marah, ini lagi kita koreksi nih. Kenapa kontrak-kontrak ini menguntungkan pihak lain?” ungkap Ahok.
Ahok pun menduga, BUMN itu berlindung pada oknum di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Itu mens rea-nya ada. Mungkin anda terlindungi oknum BPK, tidak ada kerugian kali atau dikatakan cuma salah bayar atau kelebihan bayar mungkin ya. Tapi, kalau saya, pasti anda saya proses,” kata Ahok.
Komentar