JurnalPatroliNews – Jakarta – Boeing, raksasa aviasi asal Amerika Serikat, kembali mengalami masalah besar. Perusahaan tersebut mengumumkan akan merumahkan sementara puluhan ribu karyawan, di tengah pemogokan yang dilakukan sekitar 30.000 pekerja. Pemogokan ini mengakibatkan gangguan pada produksi pesawat seri 737 MAX dan model lainnya.
CEO Boeing, Kelly Ortberg, menyatakan dalam sebuah email yang dilihat oleh Reuters bahwa perusahaan akan memberlakukan cuti bergilir selama pemogokan berlangsung.
Karyawan yang terdampak akan mengambil cuti selama satu minggu setiap empat minggu. Bahkan para eksekutif dan manajer juga akan mengalami pengurangan gaji selama masa pemogokan.
Ortberg menekankan bahwa meskipun Boeing menghadapi situasi sulit, kualitas dan keselamatan produk tetap menjadi prioritas utama perusahaan.
Aktivitas penting, seperti keselamatan, dukungan pelanggan, dan program sertifikasi, termasuk produksi 787 Dreamliner, akan terus dilanjutkan.
Namun, upaya mediasi antara Boeing dan serikat pekerja belum membuahkan hasil. Serikat Asosiasi Internasional Machinists dan Aerospace Workers menuntut kenaikan gaji sebesar 40% dalam empat tahun. Namun, tawaran Boeing sebesar 25% sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh para pekerja.
Pemogokan ini telah menghentikan produksi pesawat Boeing 737 MAX, serta pesawat berbadan lebar seperti 777 dan 767. Akibatnya, pengiriman ke maskapai penerbangan terpaksa ditunda.
Selain itu, Boeing juga menghentikan sebagian besar pesanan suku cadang untuk berbagai program jetnya, meski pengiriman 787 Dreamliner tetap berlanjut.
Analis memperkirakan perselisihan ini dapat merugikan Boeing miliaran dolar dan memperburuk kondisi keuangannya, termasuk ancaman terhadap peringkat kredit perusahaan.
Krisis ini juga membuat saham Boeing merosot tajam hingga 40% sepanjang tahun 2024. Banyak yang berpendapat bahwa Boeing harus segera mencapai kesepakatan agar tidak terjebak dalam krisis yang lebih dalam.
Komentar