JurnalPatroliNews – Jakarta – Perusahaan multinasional Unilever telah memutuskan untuk menghentikan operasinya di Rusia dengan menjual seluruh unit bisnisnya kepada Arnest Group, sebuah perusahaan lokal yang dikenal sebagai produsen parfum, kosmetik, dan produk rumah tangga.
Dalam pengumumannya, Unilever, produsen terkenal di balik merek-merek seperti Dove dan Vaseline, menyatakan bahwa transaksi ini mencakup penjualan empat pabrik yang ada di Rusia serta operasi bisnisnya di Belarusia.
Walaupun Unilever tidak merinci nilai kesepakatan tersebut, laporan dari The Financial Times mengungkapkan bahwa penjualan tersebut diperkirakan bernilai sekitar 520 juta euro atau setara dengan Rp8,87 triliun.
Keputusan Unilever untuk keluar dari pasar Rusia sejalan dengan langkah serupa yang diambil oleh banyak perusahaan multinasional lainnya setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Selain meninggalkan Rusia, CEO Unilever, Hein Schumacher, sedang menjalankan restrukturisasi besar-besaran di dalam perusahaan. Ini termasuk rencana untuk memisahkan bisnis es krim, memangkas hingga 7.500 posisi pekerjaan, serta berfokus pada 30 merek utama guna meningkatkan kinerja yang dinilai kurang memuaskan dalam beberapa tahun terakhir.
Keberadaan Unilever di Rusia sejak invasi pada Februari 2022 sempat menuai protes dari aktivis serta pemerintah Ukraina. Meskipun begitu, pada Maret 2022, Unilever menjadi perusahaan makanan Eropa pertama yang menghentikan aktivitas impor dan ekspor ke Rusia.
Komentar