Wall Street Melemah, Nasdaq Merosot Lebih dari Dua Persen Akibat Pernyataan Jerome Powell

JurnalPatroliNews – AS – Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali mengalami tekanan berat pada penutupan perdagangan Jumat, 15 November 2024, atau Sabtu pagi waktu Indonesia.

Indeks utama Wall Street mencatat pelemahan signifikan, dengan Nasdaq membukukan penurunan harian terbesar dalam dua pekan terakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,70 persen, berakhir di level 43.444. Sementara itu, S&P 500 merosot 1,32 persen ke angka 5.870, dan Nasdaq tergelincir lebih dalam, kehilangan 2,24 persen untuk ditutup pada 18.680.

Penurunan ini melanjutkan tren negatif sejak sesi perdagangan sebelumnya, di mana ketiga indeks utama Wall Street juga terjebak di zona merah. Pelaku pasar bereaksi terhadap pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengindikasikan bahwa pelonggaran kebijakan moneter kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Kondisi ekonomi yang cukup kuat saat ini memungkinkan kami mengambil langkah dengan lebih hati-hati,” ujar Powell, menegaskan bahwa Federal Reserve tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga.

Adam Rich, Wakil Kepala Investasi di Vaughan Nelson, mencatat bahwa dalam 48 jam terakhir, pasar menghadapi perubahan besar. “Ini tidak hanya dipicu oleh hasil pemilu yang mengejutkan tetapi juga data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan serta sikap Powell yang lebih berhati-hati terhadap penurunan suku bunga,” katanya.

Penurunan tajam ini menandai berakhirnya euforia pasar yang sempat muncul setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS pada 5 November lalu. Pasar saham AS sempat melonjak dalam beberapa hari setelah kemenangan tersebut, tetapi optimisme itu memudar seiring dengan kekhawatiran baru mengenai arah kebijakan moneter.

Dengan ketidakpastian yang terus membayangi, investor kini lebih berhati-hati, menantikan sinyal lebih lanjut dari data ekonomi dan langkah kebijakan Federal Reserve di masa mendatang.

Komentar