Lebih jauh, Pj. Bupati yang sekaligus Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini menyampaikan aspek tatakelola keuangan mendorong elektronifikasi dan pengendalian inflasi.
“Percepatan TP2DD kita mendapat kabupaten terbaik nomor 1 Jawa Bali yang akan mendapat DID dan Buleleng sebagai barometer pengukuran inflasi sehingga Buleleng mendapat DID juga sebesar Rp 11,4 miliar dari pusat, ” jelasnya.
Selain itu, pihaknya mengakui telah memperbaiki data kemiskinan ektrem dan data BPJS. Hasilnya efisiensi anggaran dari iuran BPJS tiap tahunnya dapat dihemat, kemiskinan ektrem turun dulunya belasan ribu orang sekarang hanya 349 orang dan dibantu dengan berbagai program bantuan agar nantinya bisa meningkat kesejateraannya.
Atas sejumlah prestasi yang diraih oleh Pj. Bupati Buleleng tentunya ada catatan yang diperbaiki dan dikritisi yang merupakan tujuan dari diskusi kali ini, ada yang dari mantan pejabat, tokoh adat, tokoh masyarakat dan LSM serta Forkomdeslu yang hadir dalam diskusi KJB ini.
Akan tetapi Pj. Lihadnya sangat berharap adanya masukan, kritik yang sifatnya membangun demi kebaikan Buleleng.” Saya orang Buleleng saya orang birokrat tentunya saya akan all out untuk memajukan Buleleng.
Dirinya berharap diskusi KJB ini sering dilakukan untuk menampung aspirasi, masukan ataupun kritik ini sebagai bahan evaluasi atas kinerja yang dilakukan seluruh jajarannya.
Komentar