Pihaknya, juga menegaskan pentingnya pengawasan terhadap program MBG, mengingat besarnya anggaran yang dialokasikan, yakni sekitar Rp 71 triliun. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program ini dapat memberikan manfaat optimal bagi siswa di seluruh Indonesia.
“Kami akan terus mengawal program ini agar pelaksanaannya tepat sasaran dan tidak ada penyimpangan. Masyarakat juga diharapkan turut berperan serta dalam mengawasi agar manfaat dari program ini bisa dirasakan oleh semua siswa,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan evaluasi selama sebulan pelaksanaan MBG ini berjalan baik, tidak ada keluhan terkait menu, hingga jam makan. Utamanya, baginya gerakan program ini untuk makan bergizi, bukan sekedar kenyang.
Pihaknya,juga mengevaluasi keracunan yang pernah terjadi di Sukoharjo. Ia menyatakan, pada prinsipnya semua mitra penyedia harus waspada baik dari sisi pengolahannya termasuk cuci tangan terlebih dahulu, kemudian proses memasak, dan distribusinya. Bagi pengelola, lanjutnya, harus mengolah makanan dengan laik higienis dan sanitasi.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 4 Kota Semarang, Wiwien Sri Winarni, menyatakan program MBG di sekolah yang dipimpinnya semakin membaik dari waktu ke waktu.
“Kami sangat bersyukur atas pendampingan dari Kejaksaan, sehingga distribusi makan bergizi ini semakin tepat waktu, bahkan terkadang lebih cepat dari yang dijadwalkan. Program ini menyasar 792 siswa di kelas X dan XI, dan kami berharap ini bisa terus mendukung peningkatan kualitas pendidikan,” tuturnya.
Program MBG ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan setiap siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup, sebagai bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Kejati Jateng, memastikan akan terus mengawal agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Komentar