Pria Ini Nangis Saat Disetop Polisi di Pos PPKM Darurat Batuceper, Kenapa?

JurnalPatroliNews, Tangerang – Sat Lantas Polres Metro Tangerang Kota bersama Polsek Batuceper melakukan penyekatan di Jalan Daan Mogot, Batuceper, Tangerang. Ada seorang pria menangis saat kena penyekatan PPKM Darurat tersebut. Kenapa?

Awalnya, polisi menyetop pria yang mengendarai sepeda motor matic. Pria itu disetop karena motor yang dikendarainya tidak memiliki pelat nomor sama sekali.

Polisi mengarahkan pengendara itu ke pinggir jalan. Seorang polisi kemudian menanyakan kepemilikan motor tersebut.

“Ini motor pelatnya ke mana? Motor punya siapa?” tanya seorang polisi.

“Punya kolektor pak,” jawab pengendara itu.

“Kolektor? Kolektor maksudnya siapa? Ini punya siapa?” cecar polisi.

Polisi kemudian meminta identitas si pengendara. Namun, pria itu mengaku tidak membawa identitas apapun dan tidak membawa dompet.

Polisi langsung menggeledah tubuh pengendara tersebut. Polisi hanya menemukan kunci motor dan korek api dari dalam kantong celananya.

Pria nangis saat kena setop polisi di pos PPKM darurat (Luqman-detikcom)

Pria itu tidak menjawab apa-apa lagi saat dicecar dan digeledah. Alih-alih menjawab, pria tersebut justru menangis. Dia juga melepas helm yang dikenakannya.

“Loh kok nangis? Hei ngapain nangis? Ini motor punya siapa?” tanya polisi tersebut sambil memasang kembali helm pria itu.

Karena masih terus menangis, akhirnya pria beserta motornya itu dibawa ke Polsek Batuceper. Pria itu masih terus menangis saat dibawa polisi masuk ke mobil patroli.

“Mau kita bawa ke kantor. Di sini ramai pula nanti,” ujar anggota lainnya.

Diketahui, pembatasan mobilitas juga dilakukan di Batuceper, Tangerang selama masa PPKM Darurat. Selain pengendara motor, polisi juga menyetop angkot yang penuh dan meminta sebagian warga pindah ke angkot lain.

“Pak sopir, ini harus ada yang turun penumpangnya. Kalau tidak saya ambil tindakan tegas berupa penilangan. Ini dempet banget,” ujar seorang polisi.

Karena tidak ada yang mau turun dari angkot, polisi akhirnya menunjuk empat penumpang agar turun. Salah satu penumpang, Juki, menjelaskan dirinya buru-buru sehingga harus naik angkot yang sudah padat itu.

“Saya buru-buru mau ke Tangerang. Jadi telat deh saya diturunin begini,” ujar Juki.

Penumpang lainnya tampak tidak terima harus turun dari angkot. Mereka langsung pergi dari posko pembatasan Batuceper.

(dtk)

Komentar