Program BMI Peduli: Dokter Caput Tanam Bawang Merah, Demplot Di Subak Yangai Bungkulan

Sedangkan lahan yang dipakai untuk demplot budidaya sorghum, Astawan menyebutkan bahwa pihaknya menyiapkan 40 are untuk budidaya sorghum. “Untuk sorgum 40 are, juga dibantu oleh Pak Dr Ketut Putra Sedana, untuk demplot. Semuanya mungkin akan serentak saat pemanenan. Panen bawang merah, langsung panen sorgum. Lahan yang dipakai untuk bawang merah di lahan Subak Yangai dan sorghum di lahan Subak Pungakan. Total anggota sbak sekitar 60 orang,” urai Astawa lagi.

Astawa pun mengakui bahwa karma subak sangat senang dengan kegiatan demplot bawang merah dan sorghum di wilayah itu. “Krama subak merespon (kegiatan demplot) sangat bagus karena langsung menyentuh ke petani. Untuk sorghum, semua petani yang hadir hari ini antusias ingin menanam sorghum dan bawang merah,” ucap Astawa.

Pujian terhadap program BMI Peduli diucapkan oleh Ketua Majelis Alit Subak Kecamatan Kubutambahan, Nyoman Kistama yang ikut hadir dalam penanaman bawang merah itu. “Ya, bersyukur ada yang peduli, BMI Peduli, petani maju, mandiri dan modern. Dan akhirnya saya selaku Ketua Majelis Alit sangat-sangat merespon dengan turunnya tim peduli kepada petani. Pada akhirnya, mudah-mudahan ada peningkatan dari segi untung-untungan, dan dari segi ekonomi,” ungkap Kistama yang berasal dari Desa Bengkala itu.

Tanggapan budidaya sorghum? “Itu sangat positif sekali. Karena ini ikon tanaman yang ada di Buleleng. Itu sebenarnya tanaman yang lama akan tetapi akan sedikit musnah, padahal mempunyai nilai, dari ekonomi itu mempunyai nilai yang begitu tinggi. Hitung-hitungan gabah saja sudah Rp 5.000, nanti beras kisaran Rp 15.000, dan setelah tepung menjadi Rp 30.000. Kalau dilihat Buleleng ini agak panas sehingga sangat cocok untuk sorgum,” ungkapnya.

Apakah subak-subak di Kubutambahan siap menerima program BMI? “Yang pertama, siap tidak siap tergantung dari tim peduli ini memberikan suatu pemahaman, turun langsung ke bawah memberikan pemahaman kepada petani. Dengan pemahaman itu, pada akhirnya masyarakat tidak awam lagi, tahu begini semestinya, ini langkahnya kita ambil, begini hasilnya, dan akhirnya masyarakat akan siap melaksanakan program itu,” ucap Kistama.

Menariknya, dalam dialog dengan para pengurus subak dan petani, ternyata banyak masalah yang dihadapi subak yang disampaikan kepada Dokter Caput. Para pengurus subak mesadu kepada Dokter Caput dan diharapkan bisa membantu mengatasi kesulitasn yang dihadap subak karena selama ini Subak dianaktirikan oleh Pemerintah.

Komentar