Ahok Minta Kontraktor Kilang Balikpapan Tak Rugikan Pertamina

JurnalPatroliNews – Jakarta, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengingatkan kontraktor yang terlibat dalam Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) agar segera menyelesaikan proyek tersebut.
Peringatan ia berikan saat melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Timur pada Senin (27/9) lalu.

Tak hanya cepat menyelesaikan proyek itu, Ahok juga mengingatkan kontraktor untuk menjaga kualitas kerjaan yang mereka lakukan.

“Segera menyelesaikan proyek dengan kualitas terbaik serta tanpa tambahan biaya yang bisa merugikan Pertamina, maupun nilai keekonomian proyek ke depannya,” katanya seperti dikutip dari akun instargramnya, Rabu (29/9).

Ahok menambahkan peringatan itu diberikannya karena ia ingin proyek pengembangan Kilang Balikpapan selesai sesuai aturan dan nantinya bisa menciptakan keadilan bagi masyarakat.

Sebagai informasi, Pertamina sekarang ini memang tengah mengembangkan Kilang Minyak Balikpapan. Proyek pengembangan dilakukan dalam dua fase. Pertama, ditargetkan selesai pada 2024.

Pada pengembangan fase pertama ini diharapkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan yang saat ini hanya 260 kilo barel per gari bisa ditingkatkan menjadi 360. Kilang juga diharapkan bisa menghasilkan produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V.

Sementara fase kedua diharapkan selesai 2026. Dalam fase ini, kilang diharapkan bisa meningkat fleksibilitas pasokan minyak mintahnya sehingga bisa mengolah minyak mentah lebih banyak dengan harga lebih ekonomis.

Untuk fase konstruksi, pengembangan dilakukan dengan melibatkan SK Energy Korea, Hyundai Engineering Korea, PT Rekayasa Industri dan PT PP.

Sementara itu penyelesaian pekerjaan sarana penunjang, pengembangan dilakukan dengan melibatkan sejumlah kontraktor seperti PT Wijaya Karya, PT PP, PT Adhi Karya, PT Rekayasa Industri, PT Bahana Cipta Internusa, PT Balikpapan Ready Mix, PT Punjas, PT Panca Usaha Prima, PT Andalas Satya, PT Kinta Jaya, PT Manunggal Jaya, PT Wanda Putri, dan PT Perdana Karya.

(cnn)

Komentar