Bulog Diminta Menjelaskan
Dalam rapat tersebut, Tomsi meminta Perum Bulog untuk memberikan penjelasan terkait ketidaksesuaian harga ini. Namun, Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Bulog, Epi Sulandari, hanya memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukan Bulog, termasuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), penyerapan gabah petani, dan kerja sama dengan pemerintah daerah.
Tomsi menekankan agar Bulog lebih fokus mengatasi lonjakan harga di daerah-daerah dengan harga beras yang sangat tinggi, seperti Kabupaten Anambas, di mana harga mencapai Rp18.500 per kg, dan Intan Jaya di Papua dengan harga hingga Rp54.000 per kg. Ia meminta program SPHP diperbesar di wilayah-wilayah tersebut untuk menekan harga beras.
“Bulog harus hadir di setiap lini. Di tempat di mana harga gabah rendah, bantu petani. Di tempat di mana harga beras tinggi, segera turunkan harga. Kita harus melindungi kepentingan petani sekaligus memastikan harga terjangkau bagi konsumen,” tegas Tomsi.
Penyebab Kenaikan Masih Misterius
Meski berbagai pihak telah mengeluarkan pandangan dan permintaan solusi, penyebab utama kenaikan harga beras di tengah turunnya harga gabah masih belum terjawab. Hingga saat ini, masyarakat hanya bisa menunggu langkah konkret pemerintah dan Bulog untuk mengatasi persoalan ini.
Komentar