JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah mengatakan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/Â ICP) masih akan bergantung pada sektor eksternal.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan beberapa lembaga dunia memproyeksikan harga minyak pada tahun ini di atas US$ 60 per barel. Seperti diketahui, rata-rata ICP bulan Mei 2021 melonjak menjadi US$ 65,49 per barel atau naik sebesar US$ 3,53 per barel dari US$ 61,96 per barel pada April 2021.
Dalam Rapat Kerja (Raker) di Komisi VII DPR RI, Kamis (10/06/2021) dia menjelaskan Per 9 Juni 2021 harga minyak dunia berada di atas US$ 70 per barel di mana harga minyak West Texas Intermediate (WTI) US$ 70,4 per barel dan Brent US$ 72,5 per barel.
“ICP mengikuti tren ini dan secara rata-rata minyak di dunia US$ 60 per barel, demikian juga ICP, juga kami perkirakan US$ 60 per barel di 2021 ini,” jelasnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (10/06/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, Energy Information Administration (EIA) memperkirakan minyak jenis WTI pada 2022 akan berada di posisi US$ 56,74 per barel dan Brent US$ 60,49 per barel.
“Ini perkiraan tahun depan, jadi kita nggak bisa terlalu optimistis dengan harga ini meski gak serendah awal tahun kemarin,” tuturnya.
Oleh karena itu, proyeksi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2022 untuk ICP sebesar US$ 55-65 per barel, sama dengan proyeksi capaian ICP sampai akhir tahun di 2021. Namun, tetap lebih tinggi dari proyeksi APBN 2021 yang hanya US$ 45 per barel dan realisasi tahun 2020 yang lebih rendah lagi di posisi US$ 40 per barel.
Komentar