Ekonomi Sulit, Kelas Menengah RI Terancam Merosot!

Selama semester I, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dalam Negeri terkontraksi 11% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pajak sektor industri perdagangan, yang menyumbang 24,79% dari total penerimaan pajak, hanya mencapai Rp 211,09 triliun, turun 0,8% dari tahun lalu.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga turun selama tiga bulan berturut-turut, meski masih berada di atas 100. IKK terakhir yang dirilis Bank Indonesia pada Juni 2024 berada di level 123,3, lebih rendah dibanding Mei 2024 yang sebesar 125,2, dan April 2024 yang sebesar 127,7.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan menegaskan, pemerintah seharusnya tidak mengeluarkan kebijakan yang kontraproduktif terhadap daya beli masyarakat. “Sebaliknya, harus memberikan insentif,” ujarnya.

Ia menyatakan, selama ini kelas menengah tidak mendapat insentif apapun, sementara kelas bawah sudah mendapatkan bantuan sosial atau bantuan langsung tunai. Dengan kontribusi kelas menengah yang mencapai 35% terhadap perekonomian, perhatian lebih diperlukan untuk menjaga daya beli mereka, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Jika kelas menengah tidak puas, kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi akan melemah,” tambah Abdul Manap.

Komentar