JurnalPatroliNews – Jakarta – Harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg di Sumatera Selatan (Sumsel) resmi mengalami kenaikan, dari semula Rp15.650 menjadi Rp18.500 per Kamis, 9 Januari 2024.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi II DPRD Sumsel, Handry Pratama Putra, menyatakan bahwa lonjakan harga tersebut masih dapat dianggap wajar selama ketersediaan gas tetap terjaga dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkannya.
“Kalau kenaikan ini dibarengi dengan distribusi yang lancar dan barang mudah diakses, masyarakat tidak akan terlalu mempermasalahkan,” ujar Handry yang akrab disapa Tama, saat diwawancarai pada Kamis, 9 Januari 2025.
Realitas di Lapangan
Tama mengungkapkan, di beberapa wilayah, harga elpiji 3 kg bahkan bisa mencapai Rp28.000 per tabung. Namun, karena kebutuhan yang mendesak, masyarakat tetap membelinya.
Meski demikian, ia meminta pemerintah daerah untuk memastikan bahwa kenaikan harga tidak memberatkan masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sangat bergantung pada elpiji bersubsidi ini.
“Kenaikan harga ini adalah konsekuensi dari penyesuaian subsidi yang cukup besar. Namun, pemerintah harus memastikan bahwa dampaknya tidak membebani masyarakat kecil dan UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi daerah,” tegas politikus Partai Demokrat ini.
Tama juga menekankan bahwa penyaluran elpiji 3 kg harus benar-benar ditujukan kepada pihak yang berhak, yaitu masyarakat miskin dan pelaku UMKM kecil.
“UMKM memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. Oleh karena itu, distribusi elpiji 3 kg harus sesuai sasaran agar program subsidi pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh yang membutuhkan,” pungkasnya.
Komentar