JurnalPatroliNews – Jakarta, – Melihat harga minyak goreng dipasaran masih sangat tinggi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengeluarkan Kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng. Besaran BLT ini adalah sebesar Rp300 ribu per tiga bulan untuk masyarakat. Ujang Komarudin, pakar Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, menganggap tindakan yang dikeluarkan Jokowi itu tidak tepat.
Ia mengatakan, yang menyebabkan minyak goreng mahal dipasaran adalah kelangkaan akibat ulah mafia. Dengan kebijakan Presidenmengeluarkan BLT, secara tidak langsung Pemerintah merasa kalah dalam menghadapi jaringan mafia tersebut.
“Jika harga minyak masih tinggi dan tak ada solusinya, sama saja Negara kalah oleh mafia minyak goreng,” kata Ujang, Sabtu (2/4/22).
Ia menilai, bantuan sebesar Rp100 per bulan sangat dirasa terlalu kecil, jika dibandingkan dengan naiknya berbagai kebutuhan pokok saat ini. Bantuan tersebut dinilai tidak banyak membantu Masyarakat.
“BLT itu bukan solusi. Itu cara pernah dilakukan oleh Presiden-presiden sebelumnya. Pola umum dan pola lama, membantu rakyat, agar dapat efek Positif bagi Jokowi,” imbuhnya.
Komentar