Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan, UMKM sebagai fondasi ekonomi nasional, masih menghadapi berbagai tantangan dan pekerjaan rumah meskipun sudah banyak program dan kebijakan yang diterapkan Pemerintah.
“Salah satunya memang untuk UMKM ekspor, kami mendorong business matching ini menjadi kunci. Kita harus mempersiapkan UMKM yang memang mampu ekspor. Perlu ada intervensi Pemerintah dan Kadin untuk bisa melakukan kerja sama,” ucapnya.
Di sisi lain masalah impor ilegal menjadi tantangan bagi UMKM. Sebab menurut Arsjad, maraknya impor ilegal, membuat pasar UMKM di dalam negeri terganggu dan terhambat.
Tak hanya itu, tantangan bonus demografi juga tak bisa diabaikan. Arsjad mengatakan, jika tak dikelola dengan baik, maka bonus demografi justru menjadi malapetaka. “Penyediaan lapangan kerja menjadi kunci utama. Kami percaya, UMKM Indonesia punya kekuatan yang besar,” ucap Arsjad.
Maka, ujar Arsjad, harus ada upaya gotong royong antara Pemerintah dan sektor swasta untuk mewujudkan lebih banyak lagi UMKM naik kelas.
“Dalam hal ini, kita bicara Ekonomi Pancasila. Di mana usaha besar membantu usaha kecil. Para pengusaha besar memberikan pendampingan (mentoring), dan menciptakan akses pasar yang lebih besar,” kata Arsjad.
Kemudian akses pembiayaan juga diharapkan menjadi kebijakan yang bisa membantu mewujudkan UMKM naik kelas. Diperlukan inovasi dari sisi financing mengenai credit scoring yang memudahkan UMKM bisa mendapat pembiayaan dari perbankan.
“Upaya gotong royong ini menjadi kunci, masuk menjadi bagian dari White Paper yang akan kami berikan di pemerintahan selanjutnya sebagai bahan masukan. Mulai dari sektor industri hingga pengembangan UMKM,” ucapnya.
Komentar